Part 14

3.9K 118 7
                                    

Aisyah membuka matanya perlahan. Aisyah terbangun karena suara ponsel Ari yang berdering. Ada yang menelpon nya.

Aisyah melihat sekelilingnya tak ada Ari. Tapi terdengar suara gemericik air dari kamar mandi. Ari sedang mandi.

Aisyah mencoba mengabaikan suara ponsel itu, tapi suaranya tidak berhenti-henti. Aisyah tak bisa tidur lagi jika seperti ini.

Dengan malas, akhirnya Aisyah mengangkat telepon itu tanpa melihat siapa yang sedang menelpon.

"Akhirnya Lo angkat juga ri. Dari kemarin kemana aja. Kok Lo nggak masuk sekolah?"

Mendengar suara itu, Aisyah sudah tau siapa yang menelpon.

"Maaf, Ari nya sibuk." Sahut Aisyah ketus dan langsung mematikan ponsel Ari.

"Ish! Nyebelin banget sih, pagi-pagi udah telpon Ari. Dasar ganjen!" Kata Aisyah kesal.

Karena kesal Aisyah lupa jika ia sekarang ada di kamar Ari. Aisyah melempar semua benda yang ada di sekitar nya.

"Kesel!"

Aisyah melempar bantal, guling, selimut dan bahkan hampir ponsel Ari. Untung nya ada tangan yang menahannya.

"A...Ari.."

"Aduh, pasti Ari marah..."batin Aisyah.

"Kamu udah bangun?" Tanya Ari membuat Aisyah membuka mulutnya tak percaya.

"Syah, kok kamu bengong?" Tanya Ari lagi.

"Eh, aku nggak papa." Kata Aisyah sedikit gugup.

"Kamu sarapan aja dulu, aku mau pakai baju bentar." Kata Ari dan mendapatkan anggukan Aisyah.

Setelah melihat Ari masuk walk in closet, Aisyah langsung turun dari ranjang dan memunguti bantal, guling dan selimut yang baru dia lempar tadi. Aisyah merasa tak enak.

Aisyah juga menata ranjang Ari agar rapi.

"Aku nyuruh kamu sarapan, bukan nata ranjang aku." Kata Ari.

Aisyah tak sadar jika Ari sudah memakai baju. Aisyah semakin gugup saat mendengar langkah kaki Ari yang menghampirinya. Aisyah mencengkram ujung piyama tidur nya.

"Sekarang kita sarapan." Kata Ari dan menggandeng Aisyah untuk ke ruang makan.

Saat sampai di ruang makan, Aisyah melihat banyak sekali makanan yang ada di meja.

Ari menyuruh Aisyah duduk di sampingnya. Aisyah hanya menurut.

"Kamu mau lauk apa?" Tanya Ari.

"Aku ngambil sendiri aja."

"Aku aja yang ngambilin. Kamu makan aja." Kata Ari tak ingin dibantah.

Aisyah mulai melihat beberapa lauk pauk yang terlihat menggiurkan.

"Aku mau nasi goreng, udang crispy, ayam goreng sama nugget." Kata Aisyah senang.

Ari pun mengambilkan apa yang Aisyah pilih.

"Sekarang makan, harus habis."

Aisyah hanya mengangguk cepat dan mengambil suapan pertama nya.

"Wah, enak banget..." Kata Aisyah dengan makanan yang masih ada dimulutnya.

Ari tersenyum melihat Aisyah senang seperti ini.

Setelah menghabiskan sarapan nya, Aisyah langsung meminum susu cokelat hangat yang sudah ada di sampingnya.

"Ah, kenyang nya..."

"Sekarang kamu minum obat kamu dulu."

Mendengar kata obat, membuat Aisyah langsung membulatkan matanya.

"Aku udah sembuh kok."

"Obatnya udah dihalusin kok. Kan kamu bisa nelen."

"Nggak mau, rasanya pahit. Aku nggak bisa."

"Kemarin kan bisa?"

"Tapi aku kemarin sampai nangis." Bantah Aisyah. Ari hanya bisa pasrah saat ini.

***

Setelah berdebat lama dengan Ari karena minum obat, Aisyah kini ada di kamar Ari sedang menonton acara TV. Mulai sedikit bosan, Aisyah mematikan TV itu dan berjalan keluar kamar Ari.

"Ari kemana ya?" Kata Aisyah pelan.

Aisyah melihat sekelilingnya. Aisyah mencoba mencari keberadaan Ari.

"Ari!"

"Ari!

Aisyah berteriak agar Ari mendengar. Dia tak tau jika ada beberapa ruangan yang kedap suara.

"Eh, permisi. Aku mau tanya." Kata Aisyah pada seorang wanita paruh baya. Wanita itu salah satu pembantu di rumah ini.

"Iya nona?"

"Ari dimana? Kok aku cari gak ada."

"Tuan Ari sedang berada di ruang kerjanya. Nona mau saya antar?" Kata pembantu itu sopan. Dia tau jika Aisyah adalah kekasih tuan nya.

"Boleh." Kata Aisyah senang.

Mereka pun berjalan menuju ruang kerja Ari. Jaraknya tidak terlalu jauh dengan kamar Ari.

"Ini nona. Di sini ruang kerja tuan Ari."

"Oh begitu, terima kasih ya."

Pembantu itu hanya tersenyum dan melenggang pergi.

Aisyah dengan perlahan membuka kenop pintu. Ruangan itu mulai terbuka. Cahaya di ruang itu sedikit redup. Tapi Aisyah bisa melihat Ari yang sedang duduk di kursi kerjanya sambil membaca beberapa dokumen yang entah untuk apa.

Aisyah mulai berjalan perlahan agar Ari tak sadar. Aisyah ingin membuat Ari terkejut.

"Awhh, sakit!"

Ari yang awalnya fokus dengan dokumen yang dia baca, menjadi terkejut.

"Aisyah kamu ngapain?"

Ari melihat Aisyah yang terduduk di lantai. Di bawah mejanya.

"Hiks...s.. sakit.." Aisyah mulai menangis.

Saat mengendap-endap, kakinya tak sengaja terbentur meja Ari.

Ari menutup dokumen nya dan langsung menunduk menyamakan posisinya dengan Aisyah.

"Bisa bangun nggak?" Tanya Ari sambil mengusap lembut rambutnya agar Aisyah jadi tenang.

"Hiks..hiks.." Aisyah menggeleng pelan.Aisyah tak ingin mengambil resiko.

"Udah jangan nangis." Ari mulai menggendong tubuh Aisyah hati-hati. Ari membawa Aisyah kembali ke kamarnya.

Aisyah masih menangis dan mengalungkan tangannya di leher Ari.

Setelah sampai di kamar, Ari menurunkan tubuh Aisyah di ranjang.

"Udah, jangan nangis lagi."

"Hikss.. sakit..."

Ari mengusap kaki Aisyah yang tadi terbentur pelan-pelan. Aisyah yang takut mencengkram ujung baju Ari.

"Udah...hiks..hiks.."

Aisyah merasa kaki nya sudah lebih baik setelah Ari usap.

"Udah mau siang, makan dulu ya?" Ajak Ari.

"Aku mau pizza aja."

"Jangan makan junk food dulu."

"Tapi tadi aku lihat di tv lagi ada promo 20% , kan lumayan." Kata Aisyah.

"Makan yang berat-berat dulu."

"Emang ada makanan yang berat sama ringan?" Tanya Aisyah polos.

"Ada. Kamu aku buatin Risotto seafood mau?"

"Ya udah deh, terserah kamu. Aku mau tidur bentar." Kata Aisyah lalu kembali berbaring di ranjang.

Ari tersenyum kecil melihat tingkah Aisyah. Aisyah terlihat sudah lupa akan kakinya yang tadi terbentur.

My Childish GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang