☁EMPAT☁

4.8K 193 0
                                    

'Kau tau apa yang paling aku takutkan? Nyaman bersamamu dan mencintai sendirian.'

-

------
"Kalo kata gue, sejelek apapun gue kalo cowo itu tulus sayang sama gue dia gak bakal liat dari penampilan atau dari badan gue tapi dari mata dan hati gue." kedua cowo kembar itu menatap sambil tersenyum tipis mereka tau jika gadis didepannya beda dengan yang lain. Cewe yang sederhana tapi dapat memikat hati siapapun.

Dera menap berbinar makanan yang di bawa ibu kantin tanpa ba bi bu dia memakannya dengan lahap tanpa memikirkan image dirinya. Rafa terkekeh lalu mengambil jus yang ada didekatnya dan menyodorkan ke dera dengan tissue ditangan lainnya.

"Nih minum dulu." kata rafa pelan. Dera menatap sambil tersenyum lebar ia meminumnya hingga abis. Matanya menatap kearah tangan rafa yang berada didekat bibirnya untuk membersihkan noda makanan. Dera tersenyum kikuk ketika rafa selesai membersihkan noda itu.

"Makasih."

Rafa mengangguk. Dera berdiri namun rafa menahannya sedangkan rafi hanya menatap keduanya sambil mendengarkan pembicaraan keduanya.

"Mau kemana?" tanya rafa.

"Mau bayar abis itu ke kelas." jawab dera.

"Ohhyaudah." dera tetap diam pada posisinya membuat rafa heran.

"Kenapa?" tanya rafa polos.

"Tangannya lepas gue engga bisa pergi." kata dera. Rafa melepaskan nya dengan tingkah yang bikin rafi terkekeh melihat sodaranya.

"Gue duluan bye." pamit dera lalu pergi menuju kelas baru nya. Dari meja lain mereka melihat semua intraksi anak baru itu dengan dua kembar yang terkenal di sekolah mereka. Rafa dan rafi termasuk pangeran sekolah jadi jangan heran kalo semua orang kenal dengan mereka.

"Gue pergi duluan." cowo itu berlari meninggalkan kantin lalu mengejar dera yang akan ke kelas nya.

Dera berjalan dengan santai sambil memakan lolipop ditangannya. Dera sangat menyukai lolipop apalagi yang berbentuk hati.

Lolipop ditangan dera jatuh ke bawah, mata gadis itu melotot tak suka saat menatap mata orang yang membuat makanan kesukaannya jatuh matanya semakin membulat ketika mengetahui siapa yang membuat emosinya naik kembali.

"LO!"

"Diem atau gue bakal main kasar."

--------------

Taman belakang.

Bruk

"Awwwww." ngaduh dera. Tangan gadis itu terluka karena terkena pecahan kaca yang entah dari mana asalnya.

"LO APA APAAN SIH!" sentak dera kesal sambil menatap tajam cowo didepannya.

"MAU JUGA LO YANG APA APAAN. LO UDAH BONGKAR IDENTITAS YANG GUA JAGA RAPAT RAPAT." dera terdiam, kepalanya ia tundukan ia sangat takut dengan cowo itu. Tangannya semakin sakit ketika terkena angin.

"Kenapa diem? JAWAB!" kesal deffan. Mukanya memerah menandakan ia sedang marah besar.

"Gue gak tau. Lagian itu salah lo suruh siapa ledekin gue." gumam dera namun masih bisa didengar deffan. Cowo itu mengeram kesal lalu jongkok mensejajarkan tingginya dengan dera. Tangannya mencekal dagu dera agar bisa menatapnya.

"Asal lo tau. Gara gara lo rencana gue jadi ga----ARGHHHH CEWE SIALAN." Dera berlari setelah menendang junior deffan ia sangat kesal makanannya jatuh dan ia dibentak bentak itu sama aja bikin dia jadi emosi dan pastinya deffan harus dapat pembalasan.

DAD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang