Minggu
Sudah berhari hari sikap deffab membuat dera terus tersenyum sampai dia sepeeti orang gila, kadang deffan merinding melihat senyum dera namun saat mengembalikan ingatannya ke malam itu membuat deffan bertekad untuk selalu membuat senyum dera terbit.
Hari ini dera dan deffan akan berjalan ke mall untuk membeli barang barang yang di butuhkan oleh dera, deffan hanya menemani dan mengisi hari minggunya dengan berdua dengan dera.
"Udah selesai?' tanya deffan.
"Udah yuk berangkat." ajak deffan.
Namun semua banyangan yang ada dipikiran deffan buyar ketika mendapat telepon dari asran. Minggu nya menjadi membosankan, hmm dia tidak jadi mengantarkan dera ke mall dan deffan bisa melihat sedikit cahaya kegembiraan dimata dera pudar.
"Maaf ya," dera mengangguk sekali dan masuk ke mobilnya sendiri. Deffan menatao mobil yang keluar dari gerbang dengan sendu. Dia masuk ke dalam mobilnya dan mengendarainya menuju rumah asran.
"Gara gara dia gue engga jadi jalan sama dera. Awas aja nanti." gumam deffan.
Deffan sampai dirumah asran di sana ada beberapa mobil yang sudah deffan kenal. Deffan masuk ke dalam dan melihat pemilik rumah sedang duduk santai.
"Lo mau ngapain sih suruh gue kesini?" jutek deffan, dia berdiri didepan asran yang sudah gelisah. Deffan menatap ke belakang nya disana ia melihat syifa yang menunduk lesu.
"Kenapa ada dia juga disini?" tanya deffan.
"Def duduk dulu sini." suruh asran. Ara sedang bermain monopoli dengan dentha.
"Gue mau minta bantuan lo, untung lo datang def." kata asran lega.
"Kenapa sih?" tanya deffan.
"G-Gue....." asran menggaruk kepalanya bingung ingin berbicara apa.
"Syif lo aja yang ngomong." syifa menggeleng kuat. Dia tidak bisa berbicara untuk saat ini, deffan semakin dibuat bingung oleh kedua orang ini.
"Jadi ini ada apa?" tanya deffan mulai kesal.
"Den gue mau beli rumah." kata ara.
"Lo harus beli komplek D dulu semua baru boleh beli yang lain." kata dentha.
"Engga mau, gue pengen peli hongkong, muruh nih lumayan." kata ara.
"Mata lo peang, ini punya gue, kan tadi udah gue beli dan lo nginjek rumah gue jadi lo harus bayar denda ke gue." seru dentha.
"Berapa sih? Sini gue bayar kalau perlu sama yang punya nya juga." dentha mencibir tak suka.
"Sombong lo, taik."
"Mau gue bayar engga nih.
"Iyah iyah mau."
Deffan menggeretakkan giginya tak ada jawaban dari pertanyaan kenapa mereka pada asik sendiri. "Oiy jadi ini ada apa sih?" sentak deffan. Meteka menghentikan kegiatannya dan menatap deffan yang frustasi.
"Jangan marah marah def nanti engga ada yang mau." cetus ara.
"Jadi maksud nya apa ini? Kalau engga ada pa apa gue pulang nih, ganggu kegiatan gue aja." dengus deffan.
"Jadi asran sama syifa dijodohin." kata dentha santai. Deffan melotot kaget, dia menatap kedua manusia itu secara bergantian.
"Jadi kalian dijodohin?"
Di mall
Dera berkeliling di sekitar mall, dia menatap ke sebuah toko yang menarik perhatian nya. "Mbak ini baju nya ada yang couple?" tanya dera.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAD [END]
Roman d'amour⛔Jangan Lupa Follow Dulu⛔ Sequel ALDITA Bagaimana cinta tumbuh saat kedua hati tak pernah mengakuinya? Deffan Alfino Wijaya Omongan yang keluar dari bibir kadang membuat seseorang menjadi bingung dengan perasaan mereka sendiri. Adera Najwa Fidelitya...