🍗Empat Puluh Satu🍗

2.1K 96 2
                                    

"Astaga lo gapapakan?" Fino menatap gadis didepannya.

"Kamu ngapain disini?" Tanya fino, berusaha berdiri, gadis itu membantunya dengan perlahan.

"Gue engga sengaja ngeliat lo tadi," Kata gadis itu, fino mengerutkan keningnya.

"Bukannya barusan kamu udah naik angkut?" Tanya fino lagi, gadis itu gelagapan dia mencari alasan yang lebih baik.

Masa ia gue bilang kalau gue penasaran dimana rumahnya, duh malu lah.

"G-Gue......G-Gue mau ngambil pulpen gue yang lo pinjem tadi." alibi nya, fino terkekeh pelan, dia mengetahui alasan sebenernya gadis itu, dia menanyakannya lagi hanya untuk berbasa basi.

"Bentar." dengan perlahan fino mengambil tasnya yang berada tak jauh dari nya, dia membuka tasnya lalu memberikan pulpen yang dia pinjem, gadis itu menatap pulpen yang di sodorkannya.

"Ini, makasih udah pinjemin aku." katanya dengan ramah. Dera berkedip sekali, dia menggaruk kepalanya pusing, dengan segera dia mengambil pulpennya.

"Aku pulang duluan." fino beranjak pergi, sedangkan gadis itu terbengong menatap cowo cupu itu.

Bego banget sih! Ngapain juga ngepoin tuh anak.

Gadis itu menarik rambutnya kesal, dia berjalan kembali untuk mencari angkutan umum, saking kepo nya tadi dia langsung keluar dari angkut saat melihat fino berjalan kearah gang kecil.

Malu maluin aja ah!

Gadis itu mencak mencak sambil berjalan masuk ke dalam rumah teman orang tuanya itu, dia masuk dan langsung mendapatkan kedua pasangan yang sedang berjalan turun dari tangga.

"Assalammualaikum, om....tante, mau kemana?" tanya dera bingung saat melihat mereka membawa dua koper.

"Kita mau kawin lari der."

Pletak

Vita-mamah deffan, dia memukul kepala suami nya yang main asal ceplos, dia berjalan turun menghampiri dera yang melongo mendengar ucapan asal camernya.

Eh, camer!

Dera menggaruk pipinya yang tak gatak saat vita menepuk pundaknya menyadarkan dari lamunan.

"Waalaikumsalam, begini dera, kami mau pergi ke london untuk melihat kondisi perusahan yang dibangun ayah deffan, kita kesana hanya beberapa bulan jadi kamu bisa tinggal disini atau bersama temen kamu, kalau mau kamu bisa tingga dengan syifa atau ara saja, gimana?" tanya vita panjang lebar, dera langsung mencegahnya dia tidak mau merepotkan orang lain lagi.

"Engga usah tan, dera tingga di sini aja, gapapa kan?" tanya dera memastikan.

"Ah iyah gapapa, tapi kamu beneran engga mau tinggal sama ara atau syifa?" tanya vita lagi.

"Engga tan, dera disini aja." dera tersenyum tipis, vita menganggu lalu menatap dino-ayah deffan yang sedang berjalan ke arah nya.

"Yaudah kita langsung berangkat ya der, kalau kamu mau makan tante udah masakin tadi terus kulkas juga penuh kok kalau lapar kamu tinggal masak aja." kata vita sambil mengelus puncak kepala dera.

"Iyah tan, makasih yah." dino mendekat lalu mengacak rambut dera membuat dera tersenyum tipis.

"Baik baik ya dirumah, kalau ada apa apa bilang sama om atau tante aja." dino tersenyum lalu membawa vita ke garasi untuk segera menaiki mobilnya, dera mengantarkan mereka sampai luar, dera dan vita berpelukan lalu saling mengobrol sebentar sampai teguran dino menghentikan obrolan mereka.

"Sampai ketemu nanti sayang." vita melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar, dera membalasnya balik lalu masuk kedalam rumah, disini tak ada pembantu hanya satpam yang berjaga di luar.

DAD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang