🌡Dua Puluh Delapan🌡

2.4K 101 0
                                    

Gadis itu membuka mata nya, tangan kanannya memegang kepalanya, ia merasa sangat pusing, dan mual, mata nya menulusuri setiap sudut ruangan. Tepat saat melihat ke samping nya ia menemukan cowo yang menatapnya dengan tatapan sayu.

"Lo udah sadar?" tanya cowo itu. Gadis itu menganggukan kepalanya.

"Sekarang makan terus kita ijin pulang." cowo itu berbicara sambil mengaduk bubur ayam nya.

"Kenapa harus pulang? Kita bisa lanjut belajarkan?" gadis itu dera. Dia menatap deffan dengan kening berkerut. Mata nya menatap kearah jam yang masih menunjukkan pukul 10.30 pagi.

"Kita pulang aja, nanti gue bilang ke guru piket." cowo itu menaruh mangkuknya dan mulai membantu dera untuk duduk. Dera berasandar dengan bantal dibelakangnya.

"Gue aja, lo balik kekelas nanti lo ketinggalan pelajaran." dera menggeleng kan kepalanya saat deffan menatapnya dengan tajam.

"Makan dulu." dera mengambil mangkuk yang deffan berikan kepalanya namun mangkuk itu hampir jatuh jika deffan tak memegangnya.

"Aww panas." desis dera. Deffan mengambil mangkuknya dan menaruhnya di atas meja.

"Gue kekelas dulu, buburnya dimakan, sekarang masih panas jadi jangan dimakan dulu, abis makan bubur makan obatnya." deffan keluar dari uks meninggalkan dera yang melongo.

"Kirain mau di suapin, yaelah engga peka amat nih cowo." gumam dera.

Deffan berjalan ke kelasnya, pastinya sudah ada guru yang mengajar. Deffan duduk di kursinya setelah guru menyuruhnya. Asran, ara dan dentha menatap deffan khawatir.

"Kenapa dia?" tanya dentha.

"Kaya nya sakit deh." bisik ara yang berada di belakang mereka.

"Apa jangan jangan dua telat makan atau..."

"Ara, dentha, kalian bisa diam?" sentak guru. Mereka berdua membungkam mulut dan mengangguk pelan.

"Sukuran."

"Sukurin oiy." kesel dentha.

"DENTHA!"

"Maaf buk!"

Mereka yang berada di kelas terkekeh pelan, takut di tegur guru juga. Mereka kembali ke pembelajaran, deffan menidurkan kepalanya di meja dengan bantuan tangan kanannya. Ia merasa senua badannya sakit.

-----------

Dera berjalan perlahan keluar dari gerbang, dia sudah ijin kepada guru piket, setelah sampai di luar gerbang ia menengok ke kanan dan kiri untuk mencari angkutan umum.

Dera yang tak menamukan angkutan memilih berjalan ke halte untuk menunggu bus datang.

Dera menunggu sambil memainkan kuku jarinya. Gadis itu menghela nafas beberapa kali, dera memutar kembali ingatannya saat deffan pergi dari uks.

"Dia cuek ya sekarang. Apa gara gara udah punya pacar, viuhhh mungkin dia mau ngejaga perasaan pacar nya." gumam dera.

Dera berdiri bersama beberapa orang dusampingnya. Dia masuk ke dalam bus dan duduk di paling belakang.

Dera menatap ke samping kaca, mata jya tak sengaja melihat ke arah gerbang sekolah dimana ada deffan dan gadis yang waktu itu dera liat di hutan.

Dera menatap deffan sebentar lalu menatap ke arah lain. Kepala nya ia sandarkan ke kaca sebelahnya. Dera mengambil earphone nya dan menyalakan lagu kesukaannya. Mata nya ia pejamkan sambil menunggu bus berhenti di halte dekat rumah nya.

Sudah beberapa menit berlalu sekarang mereka berhenti di halte namun bukan di dekat rumahnya, jika dihitung masih beberapa menit lagi untuk sampai ke rumahnya.

DAD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang