🔑Lima Puluh Enam🔑

6.5K 124 6
                                    

Pukul 06.46 a.m.

Dera sedang kelimpungan mencari keberadaan handphone nya dia sangat terkejut saat melihat jam tadi, dera juga tak mendapati deffan dirumah besar itu bahkan orang tua deffan tak ada dirumah, jantung dera berdetak cepat saat melihat jam terus berjalan.

Dera tak memperdulikan handphone nya lagi dia pergi keluar rumah untuk mencari angkutan umum karena dera tau bus terakhir sudah pergi, dera terus melihat jam tangannya terus menerus, dia masuk ke angkut yang berhenti didepannya, angkut itu terus berhenti setiap ada penumpang membuat dera makin tak karuan.

Ya allah, semoga gerbang belum ditutup -batin dera.

Tak berada lama dera sampai di sekolahnya, badan dera melemas saat melihat gerbang sudah di gembok dan di jaga oleh guru guru, dera memilih lewat gerbang belakang dia tau gerbang itu selalu di buka dan jarang guru kesana.

Alhamdulilah, semoga ga ada guru -batin dera.

Gadia itu masuk dengan langkah perlahan, dia mengendap ngendap seperti takut ketahuan, dia menatap kanan kiri dan saat mata nya melihat ke depan dera mematung, bukan guru, atau satpam yang ia lihat, jantungnya terus berdetak cepat, badannya memanas, dera menelan ludah nya melihat pemandangan didepannya.

Dera memegang jantungnya, dia menatap ke depan dengan mata berkaca kaca.

"Itu bukan deffan, engga mungkin deffan kaya gitu, bukan ya itu bukan deffan, tapi jaket itu......" Dera menutup mulutnya, isak tangis keluar dari mulutnya, dera menangis sesegukan, yang dia lihat adalah deffan yang sedang membelakanginya sambil mendekatkan diri dengan cewe yang bahkan dia engga kenal siapa itu.

Dera tau itu deffan karena semalam saat mereka makan bareng dera membelikan jaket itu untuk deffan.

Flashback on

"Mau makan apa?" Tanya deffan saat melihat banyaknya makanan yang berjajar di pinggir jalan.

"Makan nasi goreng aja," Jawab dera.

"Yaudah ayuk," Deffan menggandeng tangan dera untuk ke gerobak nasi goreng.

Mereka memesan dua porsi, saat makanan mereka habis dera dan deffan memilih berjalan jalan didekat pinggir jalan, tak jauh dari tempat dera ada tukang datang baju yang menurut dera bagus, dera menandatanginya dengan deffan yang mengikuti dari belakang.

"Der mau ngapain?" Tanya deffan.

"Def sini coba," Bukannya menjawab dera malah menyuruh deffan mendekat, deffan menurut saat berada di dekat dera, gadis itu meminta abang tukang jaketnya mengambilkan satu jaket hitam dengan tulisan Badboy, dera membeli nya lalu diberikan ke arah deffan.

"Pake! kalau engga di pake gue gantung lo," Judes dera, deffan menatap dera dan jaket itu bergantian, setelahnya senyum tipis terbit di bibirnya.

"Jahat bener, tapi makasih yah," Kata deffan dengan senyum nya, dera memalingkan wajahnya lalu menunduk malu, pulang yuk dah malam.

Dera hanya mengangguk, deffan merangkul dera membuat dera terkejut, keduanya kembali kerumah dengan senyum dibibir masing masing.

Flashback off

Dera mendekati kedua orang itu, tangan nya berkeringat basah, badannya panas dingin, dia terus menelan ludahnya karena merasa tenggorokannya sakit, mata nya tak lepas dari kedua manusia itu, saat deffan ingin mencium gadis itu dera langsung bertindak.

"Deffan..." Panggil dera lirih, kedua orang itu menengok ke arah dera menatap seolah tak suka jika aktivitas mereka di ganggu.

"Siapa lo?" Tanya gadis itu ketus, deffan hanya diam tak berbicara sedikitpun.

DAD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang