Terkadang disetiap kekecewaan yang telah tuhan berikan ada kebahagian yang sudah disiapkan.
---------
Deffan membawa dera ke salah satu mall yang ada di tengah kota. Deffan membelikan dera jaket untuk menutupi perut cewe itu. Dera sengaja tak menseletingkan jeketnya agar perutnya tetap terekpos. Hal itu menaikkan emosi deffan, cowo itu menatap dera tajam.
Dera kadang terkekeh melihat wajah kusut deffan dengan terpaksa dera menseletingkan jaketnya agar cowo itu tak merajuk lagi. Mereka berdua duduk di salah satu restoran.
"Tunggu gue beli minum dulu." pamit deffan. Dera mengangguk dan memilih memainkan hp nya dari pada bosen.
Deffan datang dengan dua cup coffe di kedua tangannya. Cowo itu memberikan yang satu untuk dera dan yang satu lagi ia taruh di pangkuannya.
Dera mengambil nya dengan mata menatap hp nya, saat berada di mulutnya. Reflek dera melihat benda lembut itu dan ternyata anak kucing dengan bulu abu abu, itu membuat dera terkekeh.
"Lucu banget." gumam dera. Deffan tersenyum tipis, dera membersihkan bibirnya yang sedikit ada bulu dari anak kucing itu.
"Lucuan juga gue." dera menatap deffan sinis.
"Ge-er lo." jutek dera. Deffan mengerucutkan bibir nya.
"Nih minum dulu." deffan memberikan 1 cup coffe ke arah dera, dengan senang hati dera meminum nya hingga abis.
"Lah kok diabisin." dengus deffan. Dera tak memperdulikan deffan lalu kembali mengobrol dengan kucing itu.
"Kalo tau kaya gini engga gue beli itu kucing." batin deffan menggerutu.
"Der." panggil deffan. Dera menengok dengan alis dua alis yang diangkat.
"Kaya nya lo cantik." dera berkedip dua kali. Bingung dan kaget dengan ucapan deffan.
"Iyahlah gue cantik masa ganteng." kekeh dera.
"Kalo jadi pacar gue." dera merapatkan bibirnya, jantungnya berdetak kencang kembali. Deffan menatap dera dalam membuat gadis itu salah tingkah.
"Tap---"
"Hahahaha anjir muka lo." deffan tertawa kencang, dera menatap deffan tak mengerti.
"Gue cuman bercanda kali, serius amat sih." deffan terkekeh.
"Der." deffan berhenti terkekeh lalu kembali menatap dera serius sedari tadi gadis itu hanya bungkam.
"Der, lo gapapa kan?" tanya deffan panik. Dera masih tak bergeming, hal itu membuat deffan srmakin panik.
"Astaga, ngomong der. Janga--"
"Gur benci lo def." dera pergi dengan kucing yang deffan berikan pada nya. Deffan yang mendengar membeku ditempat duduknya. Perasaan nya sangat tidak karuan.
"Arghhh sial harusnya tadi gue engga bercanda!" deffan mengacak rambutnya sehingga tata-an nya berantakan.
"Tapi gue emang pengen dia jadi pacar gue." batin deffan berkomentar.
Deffan menunduk lelah, rasa nya sangat sakit, deffan meras bodoh karena telah bercanda tentang perasaan kepada dera, deffan merasaka ia telah menyakiti gadis yang harusnya ia jaga perasaan nya.
'Gue emang bego, tolol, brengsek, gue engga pantes buat dia.'
Deffan memukul meja beberapa kali dengan kesal, ia ingin sekali mengejar dera tapi ia takut gadis itu semakin marah kepada nya. Dasar pengecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAD [END]
Romance⛔Jangan Lupa Follow Dulu⛔ Sequel ALDITA Bagaimana cinta tumbuh saat kedua hati tak pernah mengakuinya? Deffan Alfino Wijaya Omongan yang keluar dari bibir kadang membuat seseorang menjadi bingung dengan perasaan mereka sendiri. Adera Najwa Fidelitya...