Part 01

258 13 2
                                    

Bismillah..
Hai semua..balik lagi sama aku si penulis amatir kelas teri dari ujung bumiayu.

Oh iya ini cerita aku yang kesekian, jadi mohon bantuannya. Kalau suka jangan lupa vote dan jangan lupa juga masukin ke perpustakaan kalian ya guys..

Happy reading..

Seorang gadis ber-rambut sebahu baru saja keluar dari kelas setelah menyelesaikan mata kuliah terakhirnya. Dihari senin siang yang biasa diklaim sebagai hari paling males untuk masuk kuliah atau semacemnya, gadis itu harus menghadiri rapat organisasi yang diikutinya. Sebagai anggota atau salah satu yang penting dalam organisasi dia harus hadir apa pun kondisinya, kecuali karena dua hal, sakit atau keadaan mendesak.


"Hai Jen," Sapa beberapa mahasiswa yang dilewati gadis itu.

"Hai...," Balas gadis itu tanpa menghentikan langkah kaki nya menuju ruangan yang akan digunakan untuk rapat. Rapat yang biasanya diadakan sore hari harus dimajukan menjadi siang karena ruangan yang akan digunakan untuk rapat oleh organisasi lain. Gadis itu pun melangkah dengan tangannya yang satu ia gunakan untuk membawa buku paket.

Setelah sampai didepan ruangan yang cukup besar, dia pun segera menggenggam ganggang pintu dan mendorongnya agar pintu terbuka.

kakinya melangkah cepat masuk setelah menutup kembali pintu ruangan. Didalam sudah ada anggota yang lain, sedikitnya lima orang yang sudah hadir dan itu artinya tinggal menunggu yang lain.

Tak lama setelah itu rapat segera dilaksanakan dan berlangsung cukup lama, hingga akhirnya rapat pun di tutup setelah mencapai kesepakatan bersama.

"Mau pulang?" Tanya seseorang yang berada tepat dibelakang gadis yang baru saja keluar dari sebuah ruangan yang sempat dijadikan tempat rapat. Gadis itu pun mau tak mau membalikan tubuhnya menghadap si empu yang bertanya.

"Tentu," Setelah menjawab dia pun langsung melangkah meninggalkan orang itu.

Orang yang bertanya tersebut tak lain tak bukan adalah salah satu keturunan Aliwangsa, keluarga kaya raya yang menempati kampus sama dengan gadis yang disapanya tadi, Raditya Ali Wangsa tepatnya. Pria yang biasa disapa Radit, pria itu selain digilai karena harta. Juga karena pria itu memiliki wajah yang tampan, tubuh atletis dan sifat yang murah senyum pada siapa saja. Tak terkecuali pada gadis itu, hanya saja sebaliknya.

Gadis itu lah yang bersikap acuh bahkan terkesan tidak perduli dan tak suka pada keberadaan seorang Raditya Aliwangsa, entah karena apa. Mungkin, karena tidak ingin hidupnya terusik oleh fans grils gais keras seorang Aliwangsa.

Radit yang merasa diabaikan pun bukannya menyerah justru terus saja mengikuti langkah gadis itu. Bahkan beberapa mahasiswi yang melihat hal itu, menatap kagum sekaligus tak suka pada perlakuan yang diberikan Radit pada gadis itu.

"Ngapain Lo ngikutin Gue? Kaya ngga ada kerjaan aja," Ujar gadis itu yang merasa jengang karena ulah Radit, apa lagi ia harus melihat tatapan tak suka dari mahasiswi yang melihatnya.

"Siapa yang ngikutin Lo? Tapi kalau Lo mau, Gue bisa kok ngikutin Lo kemana pun Lo mau." Ujar Radit dengan senyuman andalannya.

Gadis itu hanya memutar bola matanya malas melihat senyuman itu, dia tidak akan terpesona dengan senyuman ramah dari seorang Raditya yang katanya mampu membuat para gadis berteriak histeris.

"Ngga sudi gue diikutin Lo. Mending Lo jalan deh sana!" Ujarnya yang menyuruh Radit mendahuluinya. Bukan menyuruh, tapi mengusir karena nada bicara yang terdengar judes dan tak bersahabat.

Gadis itu hanya tidak mau hidupnya yang adem ayem harus berisik dengan gunjingan orang hanya karena seorang Radit, pria yang termasuk dalam jajaran pria kaya dengan fans fanatik yang cukup banyak.

"Padahal yang lain pada ngantri biar bisa deket sama Gue loh." Radit berucap sedikit menggoda gadis itu.

"Sorry ya! Gue bukan salah satu dari mereka, apa lagi fans Lo. Jadi, jauh-jauh dari Gue!" Sungutnya yang kemudian memilih pergi.

Radit menyeringai menatap kepergian gadis itu. Haira Jenar, ya. Gadis itu lah yang baru saja menyelesaikan rapat organisasinya. Gadis super duper cuek dan sedikit tomboy, selain cuek dia juga terkenal galak pada pria yang berlaga akrab dengannya.

Tetapi gadis itu bisa sangat ramah pada orang yang di klaimnya baik. Dia juga salah satu orang yang terkenal di seantero kampus. Selain karena kecantikan dan kepandaiannya, juga karena dia mahasiswi yang memiliki banyak fans pria.

Banyak gadis yang memandang iri dan tak suka kepadanya. Haira Jenar atau biasa disapa Jenar, dia adalah mahasiswa semester 3. Mahasiswi yang entah kenapa sangat tidak suka pada seorang Raditya.

Sedangkan ditempat lain ada salah satu gadis yang sedari tadi sudah sibuk mondar-mandir membawa nampan yang berisi pesanan para pelanggan cafe.

Bathari Calya, gadis yang sedari tadi sibuk membawa pesanan dari pelanggan cafe serasa tak merasakan lelah sama sekali. Selain seorang mahasiswi, dia juga merangkap menjadi pegawai sebuah cafe yang tak jauh dari tempat kuliahnya.
Kebutuhan sehari-hari yang menggunung mengharuskannya mencari pekerjaan paruh waktu disela-sela kesibukan kuliah semester 3. Uang beasiswa tidak selalu bisa mencukupi kebutuhannya yang juga banyak.

"Selamat menikmati," Ujar Bathari setelah mengantar pesanan pelanggannya, tidak lupa dengan senyum ramah yang selalu menghiasi wajahnya. Begitu lah Bathari, gadis yang terkenal dengan murah senyum, periang, dan pekerja keras. Gadis yang hanya hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya sudah lama meninggal, selama ini dia hanya di asuh oleh tetangganya yang sudah dia anggap sebagai bibinya sendiri, selain itu dia juga gadis yang mudah membaur dengan orang disekitarnya. Masalalu yang suram dan keras tidak membuat gadis itu menjadi pribadi yang menyendiri dan pemurung. Justru sangat ceria dan pantang menyerah.

Hingga akhirnya takdir membuat dia gadis itu menjadi sahabat. Saling mendukung satu sama lain.

Bersambung..
Nexs ya hehe

Maaf kalau banyak typo

Sacrifice in Love ( SIL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang