Happy reading all...
Sejak pagi tadi Jenar dan Bathari memiliki suasana hati yang baik, apa lagi Jenar. Suasana hati gadis itu benar-benar sedang baik dan sedang berbunga-bunga. Tentu saja, apa lagi yang akan membuatnya lebih baik dan lebih bahagia selain seorang Abayandra Alamsyah? Pria itu benar-benar sudah membuat Jenar melayang ke angkasa setelah beberapa tahun ini tersiksa.
Sedangkan Bathari, dia sangat bahagia karena pagi tadi dia kembali terbangun dipelukan pria itu, pria yang sudah sangat lama dia sukai, dan mungkin cintai. Mereka berdua bener-benar sangat bahagia, apalagi kemarin ia juga diajak jalan oleh pria itu.
Namun kebahagiaan mereka harus lenyap saat mereka mendengar suara deheman seseorang, lebih tepat nya mungkin nyinyiran. Jenar mendengus saat melihat siapa pelaku yang merusak harinya yang indah itu.
Siapa lagi kalau bukan Dinda and the gang yang merusak harinya.
"Ays si ondel-ondel." Gumam Jenar. Bathari yang mendengar menyikut pelan lengan Jenar, memberikan peringatan padanya gadis itu agar tidak cari gara-gara lebih dulu. Jenar mendengus.
Dinda pun melotot mendengar ucapan Jenar.
"Mulut Lo mau gue sumpel ha?!" Teriak Dinda.
"Mulut Lo tuh yang Gue sumpel." Jenar pun tah kalah sengit. Bathari menahan tangan Jenar agar gadis itu tak lagi terpancing emosi.
"Semenjak Lo berteman sama gadis jelek itu. Lo jadi ngga punya sopan santu ya." Kanaya berucap sinis.
Jenar mendengus mendengarnya, sedangkan Lala dan Dinda tersenyum miring."Ayss..udah berapa kali Gue nyuruh Lo pada buat ngaca! Ngaca woy! Kalau ngga punya kaca, Gue bisa beliin buat Lo pada." Kesal Jenar.
"Maksud Lo apa?" Kanaya menatap tajam Jenar.
"Lah, Lo ngomong ngga ngaca sih. Lo sendiri aja ngga punya sopan santun Nay, jadi ngga usah ngomongin orang. Benerin dulu idup Lo yang masih suka ngebully." Jenar berucap tepat sasaran..
"Lo!!" Teriak Kanaya yang langsung menjambak rambut Jenar. Jenar yang tak terima pun balas menjambak Kanaya. Akhirnya kerduanya pun saling jambak menjambak. Bathari yang melihat pun mencoba melerai.
"Jenar lepasin udah." Bathari mencoba menarik tubuh Jenar menjauh dari Kanaya. Namun Jenar masih keukeuh meneruskan aksinya.
"Jenar udah cukup." Bathari pun kemudian menarik paksa Jenar. Namun sialnya dia yang akhirnya terkena cakaran dan jambakan dari Kanaya. Bathari sedikit meringis, tapi akhirnya bisa melepaskan jambakan Kanaya.
"Sialan Lo Nay!" Jenar kembali hampir menyerang Kanaya lagi, namun ditahan Bathari. Kanaya juga berniat menyerang Jenar kembali.
"Udah Jenar, stop! Lo ngga malu ha?" Ujar Bathari.
"Ngapain malu? Ondel-ondel noh yang harusnya malu." Jenar menatap sengit Kanaya.
"Jen, inget. Lo anggota BEM. Masa mau berantem kek gini?" Terang Bathari. Ia takut reputasi Jenar tercoreng karena perkelahian ini.
"Kita pergi." Lanjutnya saat Jenar hanya mendengus kesal."Nah loh, mending sana pergi sebelum Gue cakar habis muka Lo." Sengit kKnaya. Dinda dan Lala yang mendengar tersenyum sinis.
"Muka Lo yang Gue cakar habis!" Ujarnya sambil mengangkat kedua tangannya gemas.
"Jen." Peringat Bathari. Jenar pun langsung melangkah pergi, jika saja yang dikatakan Bathari tak benar, sudah ia babat Kanaya.
Bathari menghela nafas pelan lalu menyusul Jenar.
"Gadis itu bener-bener dah." Gumam Bathari yang melihat Jenar berjalan sambil merapikan penampilannya. Bathari melirik tangannya yang terkena cakaran.
"Ayss Kanaya benar-benar spesies menakutkan." Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice in Love ( SIL )
RomanceSacrifice in Love Bercerita tentang pertemuan Bathari satu tahun yang lalu dengan seorang Agil yang memiliki tatapan tajam. Pertemuan keduanya kemudian berlanjut saat keduanya kembali dipertemukan dalam kecelakaan yang hampir menimpa pria itu. Hingg...