part 32

35 5 0
                                    

Happy reading...

Hari ini Bathari tidak ada jadwal kuliah. Sejak bangun pagi tadi, dia hanya sibuk menghela nafas karena bingung harus melakukan apa. Sekarang dia tidak memiliki kesibukan lain selain kuliah.

Dia pun mengambil ponsel yang berbunyi nyaring disampingnya.

"Hallo," Ujar Bathari.

"Hallo Bathari, kenapa ngga pernah telpon Bibi sayang? Kamu baik-naik saja kan"

Bathari tersenyum mendengarnya. "Maaf Bi, Bathari sibuk banget akhir-akhir ini. Bibi tenang aja, Bathari baik-baik aja kok."

"Syukurlah, uang saku masih ada? Bibi udah kirim buat kamu."

"Eh makasih Bi, tapi Bibi harusnya ngga usah kirim. Bathari masih punya tabungan kok,"

"Ngga apa sayang, simpan buat keperluan kamu. Udah dulu ya, Bibi cuma mau denger kabar kamu aja."

"Iya Bi, sekali lagi Bathari makasih Bi. Bibi hati-hati disana."

"Iya sayang, kamu juga. "

"Siap Bi.. dahh." Ujar Bathari. Panggilan pun terputus.

Bathari pun menyambar tas slempangnya dan memasukan ponsel kedalam, dari pada dia bosan di kosan, lebih baik dia berjalan-jalan sambil mencari kerja part time lagi.

Dia pun melangkahkan kakinya menuju halte. Dia akan naik trans untuk mengelilingi kota ini, kapan lagi dia akan berjalan-jalan seperti ini? Dia pun duduk didekat jendela, matanya mengawasi setiap kendaraan yang lalu lalang di jalanan.

Seketika dia teringat dengan kejadian penculikannya.

"Dia bilang kecelakaan itu kesengajaan, tapi apa motif semua itu?" Gumam Bathari memikirkan ucapan Agil.

"Aishh." Decaknya yang tiba-tiba memikirkan Agil.

Sudah beberapa hari dia tak melihat pria itu kembali. Entah sedang apa pria itu saat ini, ia harap pria itu baik-baik saja.

Bathari pun akhirnya memilih turun di sebuah halte. Baru saja dia turun, dan melangkah beberapa langkah. Dia harus terduduk di tanah dengan menahan sakit diperutnya.

Beberapa orang yang melihat kejadian itu langsung mendekat kearah gadis itu dan ada juga yang mengejar pelaku yang membuat gadis itu terduduk di tanah dengan berlumur darah diperutnya.

Bathari menatap perutnya, ia terkejut melihat darah yang merembes dari kemeja yang dia pakai. Kejadian yang begitu cepat membuat kesadarannya entah kemana.

Gadis itu baru saja ditusuk oleh seseorang yang tidak dia kenal. Orang yang berpakaian serba hitam dengan topi yang menutupi sedikit wajah pria itu. Lagi-lagi orang berpakaian hitamlah yang menyerang gadis itu.

Bathari meringis menahan sakit, jadi dia benar-benar ditusuk oleh seseorang? Pikir gadis itu.

"Panggil ambulans, darahnya banyak sekali." Ujar beberapa orang yang membantu Bathari

"Sudah, mereka sedang menuju kemari." Ujar yang lainnya.

Sedangkan seseorang diseberang sana yang mengawasi, segera merogoh saku celananya dan mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.

"Hallo Pak."

"Ada apa?" Ujar suara dingin di seberang sana.

"Maaf Pak. Gadis itu tertusuk,"

"Apa!!" Lanjut suara itu terkejut.

"Maaf Pak, sekarang dia dibawa ke rumah sakit Citra Medical." Ujar seseorang yang sejak tadi mengawasi gadis yang sekarang sudah dibawa menggunakan ambulan.

Sacrifice in Love ( SIL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang