Happy reading all...
Seorang wanita sedang tertawa bahagia setelah berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan. Sedangkan seorang pria yang ada di hadapannya hanya membrengut kesal sekaligus senang melihat wanita berperut buncit didepannya itu tertawa karenanya.
Keduanya sedang menghabiskan waktu libur bersama dirumah yang bergaya minimalis. Sudah hampir satu tahun wanita itu tinggal dirumah itu, dan sudah hampir satu tahun juga pria itu selalu menemani wanita itu dinegeri orang ini.
"Kapan dia lahir hmm?" Ujar Afka tak sabar. Pria itu mengelus lembut perut Bathari. Bathari terkekeh mendengar ucapan Afka.
Tak ada lagi rasa kecanggungan saat pria itu mulai mengelus lembut perut buncitnya. Ia justru merasa bersyukur Afka masih mau menolongnya hingga detik ini.
"Kata dokter kan HPL nya minggu ini Kak, sabar ya." Ujar Bathari. Afka hanya mengangguk sebagai balasan. Ia memang sudah tak sabar ingin melihat wajah bayi dalam kandungan Bathari.
"Ada lagi yang kamu mau hmm?" Tanyanya amat perhatian. Bathari menampakan giginya tanpa dosa pada Afka.
"Aku pengen jalan-jalan keluar."
"No." Tegas Afka.
Bathari cemberut mendengar nada tegas Afka. Pria itu benar-benar menjelma menjadi pria overprotektif semenjak usia kandungannya memasuki usia tua dan mendekati hari kelahiran.
"Ayo lah Kak Afka." Bujuk Bathari. Wanita itu sungguh ingin pergi keluar untuk sejenak. Tetapi Afka masih saja menggeleng dengan tegas sebagai penolakan.
"Kamu udah mau melahirkan Thari, dan kamu tahu? Cuaca diluar lagi dingin banget. Aku ngga mau kamu dan dia kenapa-napa lagi. Ok." Tegas Afka, tak terbantahkan.
Bathari semakin cemberut mendengarnya, dia benar-benar kesal dengan pria itu.
"Dasar nyebelin." Ujar Bathari, lalu melangkah ke kamarnya. Namun baru saja beberapa langkah, wanita itu sudah merintih kesakitan sambil memegang perutnya yang terasa melilit. Afka yang melihat itu langsung mendekati Bathari dengan cepat, dan merengkuknya kedalam pelukan.
"Kamu kenapa baby girl?" Ujar Afka khawatir. Apa lagi melihat peluh yang sudah membasahi dahi Bathari.
"Perut Thari Kak, sakit.." Ujar Bathari, menahan sakit diarea bawahnya.
"Kita kerumah sakit baby gril, aku takut kalian kenapa-kenapa." Ujar Afka langsung mengangkat Bathari ala brydal stayl setelah memakaikan mantel tebal pada tubuh Bathari.
Sedangkan dibelahan bumi lain, Agil hanya menatap keluar jendela dengan mata tajamnya. Pintu pun terbuka dari luar, namun dia masih betah menatap keluar jendela. Sampai saat ini dia belum bisa menemukan keberadaan Bathari. Bahkan Jenar sahabat dari gadis itu pun tidak tahu keberadaanya dan sama halnya dengan dia yang sedang mencari gadis itu.
Agil menghela nafas pelan saat bayangan Bathari kembali hadir.
Agil kemudian merasakan sentuhan dibahunya, ia pun melirik siapa orang yang menyentuh bahunya itu. Kemudian kembali menatap keluar jendela."Kamu berubah lagi?" Tanya wanita itu sambil menatap sendu Agil. "Apa saat aku pergi dulu, kamu pun seperti ini?" Lanjut wanita itu yang tak lain adalah Tasya.
Saat ini Tasya sudah tahu apa yang terjadi selama dia pergi. Dia juga sudah tahu ternyata ada gadis lain yang mampu membuat pria disampingnya itu kembali tersenyum bahagia saat dirinya pergi.
Dia tahu, ternyata cinta pria itu sudah tidak untuknya lagi. Dia juga sudah tahu, bahwa cinta itu sudah pergi untuk gadis lain. Tetapi dia sangat menyesal karen dia lah orang yang kembali membuat pria itu menderita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice in Love ( SIL )
RomanceSacrifice in Love Bercerita tentang pertemuan Bathari satu tahun yang lalu dengan seorang Agil yang memiliki tatapan tajam. Pertemuan keduanya kemudian berlanjut saat keduanya kembali dipertemukan dalam kecelakaan yang hampir menimpa pria itu. Hingg...