Part 50

42 3 0
                                    

Happy reading all....

"Bagaimana, kalian sudah menemukannya?" Tanya pria paruh baya pada tangan kanannya.

"Belum tuan." Pria paruh baya itu menghela nafas pelan. Sudah hampir seminggu tapi dia belum juga menemukan keberadaan gadis itu.

Pria paruh baya itu tak lain adalah Tuan Untoro. Dia sudah mencari Bathari selama ini, tapi belum juga menemukan keberadaan gadis itu. Aaa dia akan mengutuk dan memberi pelajaran pada putranya itu, bisa-bisanya dia lengah dan tak menyadari bahwa gadis itu menghilang. Benar-benar anak kurang ajar.

"Awas kau Agil." Ujar Batin Didin.

"Cari terus sampai kalian menemukannya! Aku tidak ingin dia kenapa-kenapa!" Tegas Didin. Tangan kanannya pun mengangguk dan pamit undur diri.

Hari pun berganti dengan malam, Agil semakin khawatir karena dia belum juga menemukan keberadaan Bathari.
Kemeja yang dia pakai pun masih sama seperti tadi pagi dan sampai sekarang usahanya untuk mencari Bathari masih belum menemukan titik terang.

"Bodoh!" Umpatnya pada diri sendiri. Bagaimana bisa dia tidak menyadari Bathari tidak ada di sekitarnya. Aaa tentu saja dia tidak menyadarinya, beberapa hari ini saja dia bahkan tak memikirkannya, karena sibuk memikirkan 'Dia'. Agil merutuki dirinya sendiri.

Agil melirik ke sebelahnya, dimana dia tidak menyadari bahwa gadis itu sudah lama tidak tidur disampingnya. Bahkan sekarang gadis itu entah sedang ada dimana, apakah dia baik-baik saja atau justru keadaannya sebaliknya. Agil semakin frustasi memikirkan semuanya, sungguh dia tidak ingin kehilangan Bathari, sama seperti dia kehilangan 'Dia' saat itu. Jika dia sampai kehilangan Bathari, apa jadinya nanti.

Pagi pun tiba, Agil yang baru terbangun setelah bisa tidur tepat pukul 04.00 pagi tadi. Dia pun segara bangkit dan menuju kamar mandi, dia harus menemukan Bathari secepatnya.

Agil sudah siap dengan staylan jasnya, saat dia membuka pintu apartemennya, dia begitu terkejut saat melihat Bathari sudah ada di depan apartemennya dengan kondisi terduduk dengan kedua tangan dan kakinya terikat, jangan lupa kan juga mulut nya yang masih tertutup lakban.

Agil segara berjongkok dan membuka lakban dan ikatan yang mengikat tangan Bathari. Agil langsung membawa Bathari edalam pelukannya, dan seketika itu juga tangis gadis itu pecah dalam pelukan Agil. Bahkan gadis itu memeluk tubuh Agil sangat erat.

Agil pun semakin mengerat kan pelukannya dan sesekali mencium puncuk kepala Bathari.

"Tenang lah, aku sudah ada disini." Ujarnya lembut, masih setia memeluk Bathari, kemudian dia pun mengangkat Bathari ala brydal stayl dan menurunkannya diranjang. Agil langsung membuka ikatan yang ada di kaki dan kembali memeluk kekasihnya itu.

Setelah dirasa Bathari sudah tenang dia melepas pelukannya. Dia menatap wajah Bathari, masih ada raut ketakutan yang jelas tergambar di wajahnya itu.

"Tenanglah, aku tidak akan meninggalkan mu." Ujar amAgil sambil mengusap air mata Bathari yang masih turun, meskipun sudah tak sebanyak tadi. Bathari menangkup tangan Agil yang masih mengelus lembut pipinya. Dia menatap Agil dengan sayu.

"Kak Agil..aku mohon jangan pernah tinggalin aku." Lirih Bathari, yang kembali menangis. Agil yang melihat itu pun langsung memeluk Bathari lagi. Dia menggeleng.

"Aku tidak akan meninggalkan mu, aku janji Thari." Ujar Agil.

"Maafin Kakak sayang." Ujar Agil.

Mereka berdua pun berpelukan cukup lama, sampai Bathari tertidur dalam pelukan Agil. Agil secara perlahan menidurkan Bathari diranjang, lalu mengambil ponselnya.

Sacrifice in Love ( SIL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang