Part 20

44 6 0
                                    

Happy reading all...

Pagi ini Bathari sudah siap dengan tas gendongnya, hari ini tidak ada mata kuliah. Juga tidak bekerja, hari ini benar-benar yang dinamakan hari free baginya. Bathari memakai sepatu cats berwarna putih dengan corak biru, lalu melangkah meninggalkan kosan setelah menguncinya. Hari ini dia akan menghabiskan waktu seharian diluar, dia ingin menikmati waktu liburnya dengan bersenang-senang. Karena ia butuh refreshing, agar otak dan tubuhnya kembali segar seperti mesin yang sudah diperbaharui.

Kakinya melangkah menaiki trans untuk sampai ke tujuannya. Tujuan pertama yang ingin dia kunjungi yaitu taman kota, dijam yang masih menunjukan pukul 7 lebih, taman adalah tempat paling nyaman untuk dikunjungi karena suasana di sana sejuk dan pasti sangat nyaman.

"Aku mau ke taman kota." Ujar Bathari pada seseorang disebrang sana yang tak lain adalah nisa.

"Kurang ajar, aku masih hari ini ada kelas lagi."

"Haha jangan mendumel, nikmati hari mu dan biarkan aku terbebas darimu." Ujar Bathari lagi.

Kemudian sambungan pun diputus oleh Jenar. Bathari menggeleng, lalu kembali memasukan ponselnya kedalam tas. Setelah menempuh waktu kurang lebih dua puluh menit, ia pun sampai di halte taman kota. Hanya tinggal menyebrang jalan dia sampai ditempat tujuan.

Benar-benar pilihan yang benar, taman di pagi hari dihari kamis sangat sejuk dan tak terlalu ramai. Bathari memilih duduk beralas rumput hijau yang ada dibawah pohon, dia pun mengambil roti dan sekotak susu. Menikmati sarapan paginya dengan ditemani hembusan angin sejuk.

Matanya memicing saat pandangannya yang sedang melihat sekeliling menangkap sesosok orang berpakaian hitam-hitam tengah mengintainya beberapa meter diseberang sana. Namun saat pandangannya kembali mengendari sisi lain dari taman. Dia juga melihat orang berpakaian yang sama seperti yang berada diseberang sana.

Bathari menunduk mengambil ponsel yang dia letakan di rumput, pukul 10.00 pagi. Jika di memutuskan pergi sekarang, kemungkinan trans akan datang lima menit lagi, tapi jika dia tidak sempat sampai dihalte dalam waktu lima menit, alternatif lain untuk lari dari orang-orang berpakaian serba hitam itu adalah mencari tempat yang ramai.

"Ayo berpikir, tempat ramai yang paling dekat dengan halte." Gumam Bathari, dia semakin takut saat matanya menangkap salah satu diantara nya mendekat. Kenapa ia yakin dia yang menjadi incaran? Karena sejak beberapa jam yang lalu ia sudah sedikit curiga dengan orang-orang tersebut.

Bathari terus mencari cara agar bisa kabur dari mereka.

"Pusat perbelanjaan." Ujarnya dalam hati.

"Ya pusat perbelanjaan." Gumamnya lagi. Bathari langsung memasukan ponselnya kedalam tas, lalu beranjak dari duduk dan lari sebisa mungkin. Begitu pun dengan orang yang berpakaian serba hitam itu, mereka juga serempak lari begitu melihat orang yang mereka intai lari.

"Oh Tuhan jika seperti ini lebih baik aku langsung ke pusat perbelanjaan."g
Gumam Bathari yang semakin memacu larinya. Dia sesekali melihat kebelakang untuk memastikan orang-orang itu dalam radius jauh darinya. Begitu matanya menangkap bangunan tinggi dan besar dihadapannya, ia semakin berlari dengan cepat.

Brukkk

Aaaa teriak Bathari bersamaan tubuhnya yang menghantam sesuatu. Begitu mendongak dia langsung secepat kilat bersembunyi dibalik punggung orang yang dia tabrak. Napasnya masih memburu akibat dia yang baru saja berlari, dan rasa takut yang menguasainya. Bulir keringat pun membasahi wajahnya.

Sedangkan yang ditabrak Bathari mengerutkan kening bingung. Namun saat gadis itu tadi mendongak dia mengenali wajah itu. Dia juga padahal tahu ada gadis yang berlari kearahnya, walaupun begitu. Dia tidak tahu kalau gadis itu akan menabraknya. Bahkan sekarang dia justru bersembunyi dibalik tubuhnya.

Sacrifice in Love ( SIL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang