Happy reading all..
Maaf jika banyak typo.
Silakan bisa tandai typonya dengan cara komen hihi, terimakasih teman-teman semuanya.*
Pagi ini Bathari mendapat shif pagi untuk ke cafe, sekita pukul 08:00, sehingga gadis itu harus bergegas untuk sampai ke cafe. Cuaca pagi ini cukup mendukung, karena sejuk dan nyaman. Bathari saat ini tengah menunggu trans di halte, sampai akhirnya lima menit setelahnya trans pun datang, ia langsung masuk kedalamnya.
Bathari berdiri karena tempat duduk sudah penuh oleh penumpang lain. Gadis itu memandang keluar lewat kaca disampingnya. Dia mengamati jalanan yang ramai dengan kendaraan umum dan pribadi, dan hanya ada beberapa pejalan kaki. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke cafe, karena hanya melewati satu halte trans dan hap, Bathari pun sampai di cafe.
Gadis itu keluar lalu menyebrang jalan dengan riang, namun matanya menangkap objek yang membuatnya melotot dan bergegas berlari mendekat ke arah objek tersebut.
Arrggghh..
Erangan keluar begitu saja dari bibir dia orang tersebut."Maaf." Cicit Bathari menunduk sambil menahan perih di lututnya, setelah ia berhasil berdiri.
Begitu juga orang yang sempat terjatuh karena dorongan Bathari itu."Ah, tidak apa...dan terimakasih." Ujar orang tersebut. Bathari pun mendongak untuk melihat orang tersebut, dia lalu melihat senyum mereka dari bibir pria itu. Ya, seseorang yang baru saja Bathari tolong adalah seorang pria. Bathari pun mengangguk sebagai balasan. Lalu merogoh saku jaketnya karena merasakan getaran dari dalam.
"Ya hall...," Belum sempat menyelesaikannya, Bathari sudah menjauhkan ponsel dari telinganya. Lalu melotot saat mendengar suara di sebrang sana, lalu ia melirik jam yang ada di ponselnya.
Pria itu memandang lekat Bathari.
Sampai dia mendengar Bathari menjawab panggilan dari si penelpon."Ya aku kesana. Lima menit lagi aku sampai." Ujar Bathari yang langsung memutuskan panggilan begitu saja.
"Aku permisi Pak, sekali lagi maaf." Ujar Bathari sedikit membungkuk hormat, lalu berlari kearah cafe yang tinggal berjarak satu atau dua meteran. Pria itu mengangguk tersenyum, namun sayang senyum pria itu tidak dapat dilihat oleh Bathari yang sudah menjauh.
Pria itu terus memandang Bathari yang berlari dengan langkah yang sedikit tertatih. Kemudian menghembuskan nafas pelan, pria itu pun melangkahkan kakinya kembali. Hampir saja dia tertabrak mobil yang melaju kencang saat akan menyebrang. Padahal dia sudah memastikan jalanan sepi, saat sampai tujuan dia pun merogoh saku celananya, setelah duduk di kursi.
"Letakan disitu." Ujar pria itu, lalu pelayan pun mengangguk meletakan buku menu diatas meja, kemudian pamit undur diri. Pria itu hanya bergumam sebagai jawabannya.
"Hallo, cari mobil berwarna hitam yang sekitar 10 menit lalu melintas di sekitar halte....dan bawa orang nya kekantor. Aku tunggu satu jam." Setelah mengatakan dengan tegas, pria itu langsung menutup telpon begitu saja.
"Ku kira tidak jadi datang." Ujar seseorang yang baru saja duduk diseberang pria itu.
"Maaf. Ada sedikit kendala tadi." Ujar pria itu.
"Tapi ku rasa kau sudah menanganinya." Pria itu pin mengangguk mengiyakan.
"Kau belum pesan?" Pria itu menggeleng pada sahabatnya. Lalu ia pun memilih menu dari buku yang tergeletak di meja. Sedangkan yang duduk diseberangnya melambai pada pelayan. Hingga salah satu pelayan datang menghampiri dua pria itu.
"Catat pesanannya dan buatkan aku espresso dingin." Pelayan itu mengangguk sambil mencatat pesanan pria yang tak lain bosnya itu.
"Aku hot chocolate, brownis coklat dengan sedikit parutan keju dan irisan buah melon,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice in Love ( SIL )
Storie d'amoreSacrifice in Love Bercerita tentang pertemuan Bathari satu tahun yang lalu dengan seorang Agil yang memiliki tatapan tajam. Pertemuan keduanya kemudian berlanjut saat keduanya kembali dipertemukan dalam kecelakaan yang hampir menimpa pria itu. Hingg...