Happy reading all.
Malam pun tiba, namun Bathari dan Afka justru sudah sibuk memasukan koper kedalam bagasi mobil. Malam ini dia dan Afka akan kembali pergi. Dia akan kembali ke negeri sakura yang sudah beberapa tahun ini ia tempati.
"Kamu yakin sama pilihan kamu ini?" Tanya Afka kembali memastikan sebelum masuk kedalam mobil. Bathari mengangguk mantap. Afka hanya bisa menghela nafas pelan.
Lalu dia pun masuk kedalam mobil disusul Bathari m
Sedangkan diseberang sana Agil yang mengetahui rencana Bathari akan kembali pergi pun segerah turun dari kamarnya yang ada dilantai dua. Pria itu bergegas untuk menyusul wanita itu.
"Kamu mau kemana?" Teriak Dwi begitu melihat putranya itu turun dari tangga tergesa-gesa.
"Aku mau jemput Bathari."
"Hei maksudnya apa?" Teriak Dwi, namun Agil sudah lebih dulu menghilang. Wanita baya itu melirik suaminya itu.
"Maksudnya apa sih Yah?" Didin menggeleng.
"Ayah juga ngga tau Bun." Ujarnya.
"Aku tidak akan membiarkan kamu pergi kembali Bathari." Ujarnya yang sudah melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggim
Dia menekan tombol yang ada didalam mobil. Sehingga membuatnya terhubung dengan orang-orangnya yang masih mengikuti Bathari dan Afka disana.
"Ikuti terus mereka, jangan sampe mereka berhasil pergi!" Perintah Agil, yang langsung dipatuhi anak buahnya itu.
"Gue bakal bunuh lo Ka, kalau lo bener bawa kabur Bathari dan anak gue lagi." Ujarnya lagi yang masih fokus menyetir. Ia sungguh akan mengejar Afka sampai ujung dunia jika pria itu nekat membawa Bathari dan anaknya. Ia tak akan melepaskan pria itu begitu saja.
Sesampainya di bandara Agil pun langsung mencari keberadaan Bathari dan Afka. Dia sudah menerima keberadaan mereka dari anak buahnya. Agil pun langsung mencekal tangan Bathari dan menariknya dalam pelukan. Memeluk tubuh wanita itu dengan erat. Sedangkan yang ditarik hanya terkejut melihat keberadaan Agil yang juga ada disini.
"Jangan pergi, aku mohon." Bisik Agil.
"Kamu ke..kenapa ada disini?" Tanya Bathari yang masih terkejut itu. Afka hanya diam menatap keduanya.
"Kenapa? Kamu pikir, aku akan membiarkan kamu pergi lagi? Jangan harap, Bathari." Ujarnya yang sudah melepas pelukannya.
Dia menatap Afka yang menggendong putranya yang sedang tidur itu. Dia langsung mengambil alih menggendong Azril.
"Kali ini, biarkan aku membawa mereka." Ujarnya pada Afka. Afka pun tak melawan, ia memberikan Azril pada gendongan Agil.
"Ngga..aku ngga akan ikut kamu, kembalikan Azril!." Ujar Bathari yang berusaha mengambil Azril kedalam gendongannya. Sayangnya itu sia-sia. Justru tangannya lah yang balik digenggam Agil dan ditarik pergi.
"Jangan sakiti mereka, atau aku akan kembali membawanya!." Peringat Afka sebelum Agil pergi. Agil hanya menatap Afka. Seolah mengisyaratkan dia tidak akan melakukan hal itu kembali.
"Kak Afka, aku ngga mau sama dia kak." Ujar Bathari yang sudah ditarik paksa Agil. Afka hanya mengisaratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun Bathari menggeleng, dia benar-benar tidak ingin kembali bersama Agil.
"Lepasin aku! Aku mau sama kak Afka.. aku ngga mau ikut sama kamu." Ujarnya memberontak. Agil menghentikan langkahnya sejenak. Pria itu menatap Bathari. Hatinya terasa ngilu saat wanita itu dengan lantang tidak ingin bersamanya.
"Kamu serius lebih milih pergi sama Afka dibandingkan aku?" Bathari mengangguk, jelas dia lebih memilih dengan Afka. Azril dalam gendongan Agil pun sudah terbangun karena perdebatan manusia dewasa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice in Love ( SIL )
RomanceSacrifice in Love Bercerita tentang pertemuan Bathari satu tahun yang lalu dengan seorang Agil yang memiliki tatapan tajam. Pertemuan keduanya kemudian berlanjut saat keduanya kembali dipertemukan dalam kecelakaan yang hampir menimpa pria itu. Hingg...