Part 39

34 4 0
                                    

Happy reading..

Seharian ini Agil melampiaskan kekesalannya pada setiap kariyawan yang melakukan kesalahan. Meskipun hanya kesalahan kecil.

Linda yang melihat tingkah bosnya itu hanya bisa menghela nafas dan memperingati kariyawan yang lain agar tidak melakukan kesalahan sedikitpun hari ini. Jika tidak ingin hari ini menjadi hari terakhir mereka bekerja di Untoro Crop, kariyawan yang lain hanya bisa mengangguk patuh.

Ponsel Agil yang ada dimeja bergetar. Agil melirik sekilas ponselnya dan mengabaikannya begitu melihat siapa yang menelponnya. Namun semakin diabaikan, ponselnya terus saja berbunyi. Agil pun segera mengangkatnya dengan kesal.

"Habiskan saja waktu mu diluar, jangan menelponku!!" ujar Agil dingin dan tajam. Baru saja akan mematikan sambungan telpon secara sepihak, dia mendengar suara dari sebrang sana.

"Ada apa?" ujar Agil yang mulai khawatir saat Bathari terisak-isak diseberang sana .

"To__tolong aku. Me_mereka kembali." Bathari diseberang sana terbatah sambil menahan isakannya

"Kamu dimana sekarang?" Agil langsung bangkit dari duduknya begitu mendengar apa yang dikatakan gadis itu.

"Di jalan tak jauh dari kampus, aku di rumah kosong." Suara gadis itu terdengar bergetar kembali.

"Tetap lah bersembunyi, aku kan segera kesana." Setelah mendengar jawaban dari Bathari, Agil langsung mematikan sambungan telpon. Pria itu segera keluar dari ruangan nya.

"Linda batalkan semua jadwal saya hari ini." Setelah mengatakannya, Agil segera melangkah masuk kedalam lift. Sedangkan Linda yang mendengar hanya melongo, sebelum akhirnya menghembuskan nafas kasar dengan kelakuan bosnya.

"Dia ada disebuah rumah dijalan daerah kampus, cepat bantu dia sebelum saya sampai." ujar Agil pada Doni diseberang sana, lalu ia segera mematikan sambungan telponnya dan masuk ke mobil begitu sampai diparkiran kantor.

"Ini yang aku takutkan." gumam Agil memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, saat ini dia hanya berharap jalanan tidak macet dan dia bisa segera sampai.

"Dimana dia?" ujar Agil yang baru saja sampai ditempat.

"Dia masih ada didalam bos, sepertinya mereka belum menemukannya." ujar Doni.

Agil mengangguk lalu segera masuk kedalam rumah kosong itu.

Bathari yang mendengar derap langkah kaki memasuki rumah pun mulai was-was. Matanya mengedar mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk melindungi dirinya. Dia pun melihat sebuah balok, begitu langkah itu semakin mendekat ketempat persembunyiannya. Ia pun segera mengambil ancang-ancang untuk menyerang orang itu.

"Aah"

Hap

Orang itu menahan balok yang hampir mengenai tubuhnya. Bathari yang sudah ketakutan pun membuka matanya untuk melihat orang itu, dan seketika tangan yang memegang balok pun melemas.

Agil mengambil alih balok yang dipegang Bathari dan melemparnya kesembarang arah. Dia menarik gadis itu kedalam pelukannya.

"Ini yang aku takutkan, tapi kau malah kabur dari ku dan memilih pergi sendirian." Agil pun mengusap lembut punggung Bathari.

"Dasar keras kepala." lanjut Agil. Bathari yang mendengar pun hanya bisa diam dan mengeratkan pelukannya ditubuh Agil. Dia sadar, hari ini dia lah yang salah karena pergi begitu saja disaat pria itu jelas-jelas sudah ada disampingnya.

"Kau tidak apa-apa kan?" ujar Agil melepas pelukan mereka dan meneliti keadaan Bathari, dengan kedua tangannya membingkai sempurna wajah gadis itu. Bathari pun menggeleng sebagai jawaban. Agil menghembuskan nafas lega. Ia menatap sejenak mata Bathari yang memerah karena menangis itu.

Sacrifice in Love ( SIL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang