part 64

60 5 0
                                    

Happy reading guysss..

Mentari masuk melalui celah-celah jendela, seorang wanita masih bergulung nyaman dibalik selimut tebal sambil memeluk anaknya yang juga masih nyaman dipelukan ibunya.

Agil masuk kedalam kamar dengan pelan, dia tidak ingin membangunkan dua orang yang sangat dia sayangi. Dia duduk di bibir ranjang dengan pelan setelah meletakan nampan berisi makanan.

Namun dia langsung menyunggingkan senyuman saat melihat putranya itu menggliat dari tidurnya, dan tak lama mata coklat itu terbuka.

Putranya itu pun langsung berguling pelan dan tiba-tiba duduk. Agil yang melihat itu langsung mengambil ancang-ancang, takut putranya itu terjatuh. Meskipin dia tahu, itu tidak akan terjadi. Ranjang yang ditempati wanita dan putranya itu sangat luas dan posisi putranya pun ditengah.

Dia mengulurkan tangannya untuk menggendong bayi gembul yang sudah menatapnya itu. Agil pun tak bisa menahan senyumnya.

"Papah gendong ya, sayang?" Ujarnya mengangkat bayi gembul itu.

"Mam ma." Agil terkekeh gemas, dia menjawil hidung putranya itu, rasanya sangat menyenangkan saat mendengar putranya mengeluarkan suara secara langsung. Meskipun baru satu kata.

"Mamah masih tidur sayang. Azril mau bangunin mamah?" Seakan tahu, bayi gembul itu pun tersenyum.

"Ayo kita bangunin mamah." Agil duduk ditepi ranjang, dia mendudukkan putranya diatas kasur, disamping tubuh Bathari. Tangan mungil putranya pun ia arah kan pada wajah Bathari.

"Mamah bangun..udah siang." Ujar Agil. Bathari yang sayup-sayup mendengar pun mengucek matanya, dia membuka mata. Mengubah posisinya menghadap Agil dan Azril.

"Kakak, Azril bangun sejak kapan?" Tanyanya yang akhirnya duduk. Agil pun memangku Azril.

"Baru bangun kok Azril juga." Agil memperhatikan wajah bantal Bathari yang terlihat masih mengantuk itu.

"Jam berapa?"

"Setengah delapan."

"Apa!!."dia pun langsung loncat. Agil yang melihat mengerutkan kening, kemudian terkekeh saat melihat wanitanya itu berlari ke kamar mandi.

"Kamu kenapa sih sayang?" Tanyanya yang mengikuti Bathari ke kamar mandi dengan Azril dalam gendongannya.

"Kakak kenapa ngga bangunin aku sih? Aku kan ngga enak sama tante." Ujarnya sedang mencuci muka. Setelah menggosok gigi secara kilat.

"Aku tadi bangunin kamu."

"Hai mau kemana?" Tanya Agil saat melihat Bathari tergesah-gesah keluar.

"Kalau kamu mau bantu bunda, kamu telat. Kamu ngga liat nampan diatas meja." Lanjutnya sambil menunjuk kearah meja dekat ranjang dengan dagunya.

Bathari yang mendengarpun melihat kearah meja. Kemudian menghembuskan nafas pelan.

"Kakak sih ngga bangunin aku." Ujarnya mendekat kearah ranjang. Agil tersenyum, dia pun ikut mendekat kearah Bathari.

Mengacak lembut puncuk kepala wanita itu.

"Kakak ngga tega bangunin kamu. Semalem kan kamu tidur malem banget." Ujarnya mengingat semalam setelah mereka baikan, mereka banyak mengobrol tentang perkembangan Azril.

"Tapi kan aku ngga enak sama tante." Ujarnya mendongak, dia menatap Agil. Agil tersenyum. Duduk disamping Bathari.

"Bunda pasti tau kok, kalau calon mantunya kecapean."

"Kakak." Ujarnya mendengus kesal. Agil terkekeh.

"Yaudah sana mandi, Azril sama kakak." Ujar Agil.

"Nanti. Azril belum minum asi." Ujarnya mengambil Azril dipangkuan Agil. Kemudian dia beralih menatap Agil.

Sacrifice in Love ( SIL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang