Part 46

35 5 0
                                    

Happy reading mina san..

Sudah dua bulan lebih Agil dan Bathari tinggal bersama. Itu artinya hubungan mereka juga sudah berjalan selama itu, mereka sekarang sedang melangkah keluar kantor. Mereka berdua akan pulang, saat mereka sudah ada didalam mobil. Bathari membuka pembicaraan.

"Kita akan kemana?" Tanya Bathari.

"Ke apartemen." Agil menatap sejenak Bathari disamping nya.

"Bukannya..,"

"Kanaya sudah pergi, makanya Kakak ngajak kamu pulang." Bathari mengehala nafas lega.

Agil pun mengulas senyum melihatnya. Kanaya akhir-akhir ini memang lebih sering mengunjungi apartemen kakaknya itu.

Dan entah sampai kapan hubungan mereka akan disembunyikan dari Kanaya dan yang lainnya. Yang jelas mereka sama-sama tidak ingin memunculkan masalah baru, apalagi Bathari. Dia tak ingin Kanaya semakin membencinya karena berhubungan dengan kakaknya itu. Cukup Kanaya membencinya karena dia anak yatim piatu, tapi jangan karena dia yang memiliki hubungan dengan Agil.

Selama di perjalan mereka hanya ditemani keheningan, Agil yang sibuk menyetir mobil sport putihnya dan Bathari yang sibuk memandang keluar jendela.

"Apa yang kamu pikirkan." Ujar Agil mengaitkan tangan mereka saat melihat kekasihnya hanya diam tak seperti biasanya. Bathari tersenyum.

"Ngga ada." Ujarnya. Saat Agil akan kembali berucap, mobil dibelakangnya sudah membunyikan klakson sehingga dia harus segara melaju.

"Kita lanjutin di apartemen." Ujar Agil. Bathari hanya mengangguk.

Sesampainya di apartemen, mereka langsung masuk ke kamar. Bahkan sekarang Bathari tidur dikamar Agil, lebih tepatnya semenjak pertama kali agil tidur memeluk Bathari dan dia merasa begitu nyaman. Pria itu memutuskan agar memboyong gadis itu untuk tidur dikamarnya. Awalnya Bathari memang menolak tapi karena Agil adalah pria arogan dan pemaksa, dengan tatapan tajam dan dinginnya itu, akhirnya Bathari kalah dan menurut untuk tidur satu kamar dengan Agil.

Agil melepas jas dan dasi yang dia kenakan, lalu menggulung lengan kemejanya. Sedangkan Bathari sudah duduk bersandar di kepala ranjang pun dalam hati tersenyum menatap pria itu.

Agil yang melihat itu pun langsung merangkak naik keranjang dan tidur dipangkuan gadis itu.

Bathari yang melihat itu pun mengusap kepala Agil dengan lembut dan sayang. Itu lah yang selalu Agil sukai dari gadis yang sekarang bersamanya. Gadis itu sungguh bisa membuatnya bahagia dan terkadang marah secara bersamaan. Gadis itu juga sangat pintar memanjakannya.

Dan Bathari, dia sungguh tidak pernah menyangka bahwa cintanya akan bisa ia genggam. Dan dia juga sungguh tak pernah menyangka pria yang tak pernah mungkin bisa dia miliki, akhirnya bisa ia miliki. Bahkan pria yang lebih tua 7 tahun dari nya itu sekarang tidur di di pangkuannya. Pria arogan dan pengekang dengan kepribadian dingin dan tatapan tajam. Apalagi sifat pemaksanya, namun justru itu yang membuat ia cinta.

"Apa yang kamu pikirkan, Bathari." Ujar Agil membawa satu tangan Bathari untuk dia kecup.

"Tidak ada." Balas Bathari

"Kau serius?" Bathari mengangguk.

"Kau tidak bisa bohong padaku Thari. Apa Kanaya dan temannya mengganggumu lagi?" Tanya Agil mulai serius.

Bathari tersenyum, lalu mengusap lembut kepala Agil.
"Kakak ngga boleh mikirin sikap Kanaya ke aku. Apapun yang Kanaya lakuin, itu karena dia ngga suka sama aku." Ujar Bathari. Agil mengusap lembut pipi gadisnya itu.

"Dia harus bisa merubah semua itu, Thari. Aku ngga mau kamu kenapa-napa karena Kanaya." Sifat posesif Agil mulai muncul, dan Bathari hanya bisa mengangguk.

Sacrifice in Love ( SIL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang