Part 37

27 4 0
                                    

Kembali lagi guyss, stay terus bareng Bathari dan Agil ya hihihi
Buat yang udah mampir dan ngasih vote ataupun komen, thanks banget😙
Semoga kalian selalu bahagia








Happy reading..

Pagi ini Bathari sudah berkutat di dapur. Mengingat ini bukanlah tempatnya jadi dia harus menyiapkan segelanya, dia tidak boleh hanya menumpang tidur saja. Meskipun itu bukan maunya.

Agil yang baru keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah rapi pun melangkah kearah Bathari yang tengah sibuk didapur.

"Bukannya kamu harus istirahat?"  Bathari terlonjak kaget mendengar suara dari arah belakangnya itu. Dia pun memutar tumitnya sehingga menghadap kearah siempu pemilik suara.

"Bapak ngagetin aja deh." Gerutu Btahari, ia pun mengabaikan ucapan pria itu. Kemudian kembali menghadap kearah masakannya yang sebentar lagi akan matang.

"Pergi ke kamar dan istirahat!" Perintah Agil. Bathari menghela nafas kasar mendengar nada perintah pria berjas itu.

"Aku sudah baik Pak, tidak harus dikamar terus." Ia pun memilih meletekan nasi gorengnya di piring, lalu membawanya ke meja. Mengabaikan wajah datar Agil didepannya

"Duduk Pak. Saya hanya buat ini." Ujar Bathari yang sudah menarik satu kursi untuk ia duduki. Agil yang masih berdiri pun kemudian duduk berseberangan dengan Bathari.

"Tapi kamu harus istirahat. Ingat lukamu masih belum kering." Agil lagi-lagi memperingati Bathari. Bathari mendengus mendengarnya.

"Saya cuma masak." ujarnya malas.

"Tetep saja, kamu harusnya istirahat." Tegas Agil.

Bathari pun memilih memakan nasi gorengnya, mengabaikan ucapan Agil yang tak ada hentinya mengomel. Agil yang melihat tingkah Bathari pun berdecak kesal. Gadis itu benar-benar membuat paginya hancur saja. Dan benar-benar susah diatur, sikap dingin dan tegasnya tidak mempan bagi gadis itu. Entah harus bagaimana  ia memberitahu gadis itu.

"Dua hari ini kamu tidak boleh ke kampus." Tegas Agil setelah menyelesaikan sarapannya. Bathari melotot mendengarnya.

"Ngga bisa gitu dong Pak, sa__" Bathari menghentikan ucapannya begitu mendapat tatapan tajam dari Agil. Dia mendengus kesal.

"Aku harus mengumpulkan tugasku, Pak." Ujarnya mencari alasan.

"Aku tidak menerima bantahan ataupun alasan." Tegas Agil yang bangkit dan melangkah meninggalkan meja. Bathari yang melihat itu pun mengekor Agil.

"Pak aku harus mengumpulkan tugas ku hari ini dan besok aku harus berangkat karena ada kelas penting." Agil melirik sekilas Bathari yang sudah berani merengek itu.

"Tugas mu bisa kau titipkan pada gadisnya Abay dan untuk besok, kamu tetap tidak boleh masuk!" Final Agil.

"Pak.." rengek Bathari.

"Aku tidak menerima bantahan lagi." Tegas Agil yang langsung menyambar kunci mobil dan melangkah keluar apartemennya.

"Kau tidak boleh pergi dari sini selama aku belum mengizinkannya." Tambah Agil sebelum benar-benar pergi.

Sacrifice in Love ( SIL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang