Juli 2015 (2)

10 1 0
                                    

Pemimpin yang pilih-pilih warganya ada. Kalau memang kau pemimpin yang berkualitas pasti tidak takut ditempatkan di kondisi apapun.

Bagaimana kau bisa tahu keluhan atau harapan warga, jika selalu bergaul dengan orang yang sama di beberapa waktu berbeda.

Hilangkan sikap pragmatis yang akan merugikan banyak warga termasuk diriku.

Bersosialisasilah, karena masa kepemimpinanmu tidak sebentar dan ingat negara kita adalah negara demokrasi, segala bentuk keputusan harus diambil secara mufakat bukan atas apa kata mulut sendiri!

Kalau kau tak cukup pandai dalam hal ini, bertanyalah pada pemimpin tetangga sebelah.

Kau harus tahu ke mana akan bawa warga-warga dan yang lebih penting jangan sampai kekecewaanku terhadapmu dirasakan juga oleh warga lain.

Aku ingat betul dulu kau yang meminta diri untuk memimpin kami, berarti kau siap untuk hal apapun bukan atas hal tertentu yang kau inginkan di atas kepentingan kami yang terlupakan.

Tentu kau tidak ingin jika kami menghakimi bahwa sebenarnya ada hal yang kau inginkan dengan memasang kedok sebagai pemimpin! Di mana rasa malu?

UNTUK SETIAP CANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang