Ketika Hanya Bisa Kukirimkan Do'a Saat Aku Rindu, Baik-Baik di Surga Sayang

6 1 0
                                    

Hai, Sandi. Bulan depan di tanggal yang sama adalah tepat saat kau pergi meninggalkanku. Kau bilang hanya sementara dan aku percaya. Aku sabar menantimu, namun air mataku tak mampu membohongi dan sekadar mengalihkan kenyataan bahwa kita akam menjalani hubungan jarak jauh untuk selamanya. Sayang, aku masih perempuan yang kau kenal, yang kadang manja saat menemui kebosanan, dan kau pintar membelikanku makanan-makanan. Aku makan dengan lahap, kau hanya tersenyum penuh kasih melihatku, sungguh tak akan ada laki-laki sepertimu yang tak pernah sekalipun memintaku untuk diet. Kau pun tak pernah mengeluhkan kelebihan berat badanku yang dibilang tak normal seperti kata teman-teman. Terima kasih untuk hal ini sayang.

Sandi, aku begini bukan untuk menambah luka yang kau bawa pergi. Biar semua orang pintar mengasihi orang terdekatnya sebelum ia meninggalkan dunia selama-lamanya. Ingatkan? Saat pertama kau datang ke rumahku tanpa ragu, tanpa ada rasa takut ada penolakan dari keluargaku. Kau dengan sebungkus oleh-oleh di tangan tersenyum menyapa ibu, namun ibu masih saja tak mengindahkan keberadaanmu. Sekali dua kali aku kesal, marah pada wanita yang menahan rasa sakit untuk melahirkanku ke dunia. Ketiga dan keempat kali aku tak memikirkan pesannya, kita backstreet pun LDR. Saat kau sibuk dengan pekerjaanmu disana dan aku sibuk dengan kuliahku di sini. Bukan karena apa, aku hanya mencoba menjaga perasaan kamu dan dia pun keluargaku.

Kasih sayangmu tak berkurang sedikitpun meski keluargaku pernah menolakmu. Ada saja cerita lucu yang kita lalui meski harus diam-diam menjalin hubungan ini. Ah, sungguh aku ragu bagaimana harus menatap masa depan yang kuinginkan bersamamu. Hingga puncaknya, aku menemui perubahan dalam dirimu. Tubuhmu mengurus, dan obat-obatan yang ditunjukkan oleh ibumu cukup mampu menjelaskan bahwa kau tengah kesakitan. Ya, Tuhan sayang. Kenapa kau tak pernah bilang, aku hanya mampu menyalahi diri sendiri, dulu kenapa dulu aku hanya fokus pada hubungan kita, dan tak pernah sekalipun menanyakan kabarmu yang jauh disana.

Sandi sayang, ibu kini sudah menerimamu. Lihatlah, ibu datang saat terakhir kau terbaring di rumah sakit. Namun semuanya terlambat, ibu tak akan mampu menerimamu untuk selamanya karena ternyata Tuhan lebih sayang kamu. Dia memisahkan kita untuk menjagaku.

(2017)

UNTUK SETIAP CANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang