Apakah

5 1 0
                                    

Apakah yang kau pikirkan dengan apa yang aku pikirkan tersirat sama dalam beberapa hal?
Pertama, aku memilih diam saat seseorang menyakitiku dengan terencana.
Kedua, aku memilih pergi saat seseorang membiarkan semua perkataanku tak bermakna.
Ketiga, aku memilih menutup mata saat sepasang gambar memperlihatkan sesuatu yang dipaksakan dengan sengaja.
Keempat, aku memilih menutup telinga saat seseorang nyaris memintaku mengingat seseorang lain yang kubenci.

Ah, mungkin akan ada ke-, ke- yang lain nanti. Bukankah Tuhan sudah cukup jelas menunjukkan watak ciptaan-Nya yang pandai mengelak, mawas diri namun bersikap sok kuat. Nyatanya yang aku yakini, ada hati yang selalu dihancurkan dari setiap kebahagiaan yang dikabulkan. Ada dua bola mata yang berair saat sepasang bibir tertawa lebar. Sementara aku dipaksa untuk menebar senyum saat kuyakini seseorang didepanku tak menyukaiku.

Entah hidup ini akan dibawa kemana oleh si Perencana. Nyaris, aku pernah membenci beberapa makhluk ciptaan-Nya yang bahagia dengan segala kepura-puraan yang dilakukan. Tertawa diatas penderitaan dan bersenang-senang diatas kehancuran seseorang.

UNTUK SETIAP CANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang