Chapter Five

3.4K 150 2
                                    

Aku terbangun saat Larry menarik-narik tanganku untuk membangunkan ku. Aku melirik kearah jam di nakas masih pukul 6 dan aku sangat mengantuk sekali. Tadi malam aku pulang pukul 2 malam.

Tentu saja Bibi bertanya hal yang aneh padaku kenapa pulang begitu larut malam. Bahkan, Bibi mengatakan hal yang sangat membuat aku sakit hati. Ia mengatakan aku menjual diri pada om om kaya raya hingga aku pulang larut malam.

"Anna, bangun."

"Sebentar, Larry. Aku sangat mengantuk." Aku kembali tidur dan Larry terus saja menarik ku untuk bangun.

"Bangun. Nanti Bibi akan marah padamu lagi, Anna."

Ya, Larry benar. Aku harus membersihkan rumah dan memasakkan sarapan untuk Larry dan Bibi.

Aku segera bangkit walau nyawaku belum sepenuhnya kembali. Aku mengusap kedua mataku dan berdiri dengan perlahan.

"Ayo..." Larry mendorongku untuk masuk kedalam kamar mandi.

"Iya, Larry. Iya.."

Setelah aku siap mandi dan memakai pakaianku, aku segera turun dan menyiapkan sarapan.

Tampaknya Bibi belum bangun. Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 6.30 dan Larry sudah siap dengan seragam nya.

"Kau menemaniku memasak, huh?"

"Ya! Kau tau sejak dulu aku sangat sering melihat Ibu memasak."

Aku mengusap kepalanya lembut. Ia benar, sejak dulu ini adalah kebiasaan nya.

"Tapi tetap jaga seragam mu agar tidak kotor, oke?" Larry mengangguk. Setelah aku siap memasak. Aku segera membawanya keatas meja, pas pula saat itu Bibi jalan menuruni tangga dengan pakaian rapinya.

"Sarapan sudah siap, Bi."

Bibi memutar bola matanya.

"Nah, Larry. Kau harus sarapan cepat, nanti kau akan ketinggalan bus."

Larry dan Bibi sedang menyantap nasi goreng buatan ku. Sekarang aku harus mencuci pakaian kami bertiga. Ya, aku, Larry dan juga pakaian Bibi.

Aku mengambil semua pakaian kotor yang ada di keranjang. Aku sedikit terkejut saat melihat ada 3 buah keranjang besar disana.

Kapan akan selesai jika sebanyak ini?

Aku mengambil satu persatu keranjang dan membawanya ke belakang untuk dicuci. Perlahan aku kerjaan dengan cepat.

Beberapa jam kemudian akhirnya aku siap mencuci. Pinggangku terasa remuk. Aku duduk di meja makan dan meletakkan kepalaku diatas meja. Mencoba menutup mata, berharap aku bisa sedikit beristirahat sebelum menjemur semua pakaian itu.

***

Sore ini aku lanjut berolahraga dengan berlari mengitari perumahan lagi. Kali ini taman tak seramai biasanya, entahlah. Mungkin karena hujan baru saja turun. Sejujurnya sekarang udara terasa sedikit dingin dan aku salah memakai pakaian. Aku hanya mengenakan kaos tipis berwarna hitam dan legging panjang.

Saat aku melewati rumah kediaman Wade, aku tak melihat siapapun. Sepi. Aku tak berharap ada Nathan disana, tapi ya setidaknya apa Nathan tak berkenan menjumpai Ibunya?

Anna, berhenti ikut campur dengan urusan mereka. Ini bukanlah ruang lingkupmu, jadi berhentilah!

Aku harus berhenti sebelum aku mengacaukan semuanya. Jangan jadi pahlawan kesiangan, Anna. Aku mencoba memperingati diriku sendiri sebelum semuanya terlambat.

The JERK From SEATTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang