Chapter Twenty-Two

2K 87 2
                                    

"Kau mau nonton apa?" Tanya nya saat kami tiba di bioskop, "Entahlah. Mungkin kau saja yang memilihnya." Ucapku. Noel mengangguk dan segera berjalan untuk memesan tiket sementara aku diam disini menunggunya. Saat ia usai, ia mengajakku untuk membeli makanan dan minuman.

Kami masuk dan segera mengambil tempat duduk setelah menunggu sebentar di lobby. Filmnya mulai dan aku masih belum tau Noel memilih film apa, "Kau memilih film apa?" Tanyaku, "Fifty shades of freed. Kau tau series dari fifty shades, bukan?" Tentu aku tau! Sialan. Siapa yang tidak mengetahui film itu?

"Ya, aku tau."

Selama film itu mulai, aku merasa aneh saat beberapa pasangan di sebelah ku saling menjalankan tangan-tangan mereka ke pasangan mereka. Aku membuang pandanganku dan kembali fokus pada film. Saat Anna bercinta dengan Christian itu membuatku teringat akan kejadian kemarin. Saat Nathan.. sudahlah. Aku tidak mau membayangkan nya.

Aku menangis saat adegan di mana Christian tak ingin memiliki anak dari Anna. Shit, apa yang ada di otaknya? Dia menikahi Anna, tentu mereka punya tujuan untuk memiliki anak, bukan? Sungguh, Christian adalah maniak sex, kupikir.

"Kau menangis?" Aku menggeleng pelan dan menepis air mataku, "Tidak. Hanya.. yeah. Itu cukup sedih." Jawabku pelan tanpa menatap Noel. Kami menghabiskan film itu dengan ending yang bahagia. Aku puas dengan ending nya walau ada beberapa kejadian yang cukup membuatku sedih dengan si Anna. Ya, Anastasia.

"Kau mau kemana setelah ini?"

"Entahlah, kau?"

"Makan? Aku sangat lapar, btw." Aku mengangguk, "Baiklah."

Kami akhirnya menuju restaurant seafood yang Noel rekomendasikan. Katanya, makanan disini sangat enak. Tapi aku bukanlah penggemar seafood.

"Do you like seafood?"

"Not really. But it's ok for me."

"Kita bisa mencari makanan lain jika kau tidak suka dengan seafood." Ucapnya.

"Tidak apa, Noel. It's ok. Aku suka, tapi tidak begitu."

"Tidak. Kita harus pindah ke tempat lain yang mungkin kau suka?"

"No, it's fine. I'm fine, really."

Aku menahan tangannya agar tidak berdiri. Saat pelayan datang dan menayakan pesanan kami, aku membiarkan Noel yang memesankan makanan untukku dan setelah makanan itu tiba, aku sungguh yakin selera seafood Noel sangat tinggi. Makanan yang ia pilih sangat enak dan aku pikir jika ini dimakan mentah, akan membuatku mual. Ternyata tidak. Oh, i really love this food.

"Bagaimana? Apa kau suka dengan makanannya?" Aku mengangguk sembari tersenyum, "Yap. Your taste is very good, i think."

"I know right." Kami tertawa kecil bersama lalu pergi meninggalkan restaurant setelah Noel membayar semuanya. Kami tak tau harus pergi ke mana lagi jadi aku memutuskan untuk kembali bekerja tapi Noel melarangku dan membiarkan ku untuk pulang saja.

"Ok, biar ku antarkan kau pulang."

"Um, bisa kau mengantarkan ku kerumah Bibiku saja?"

"Baiklah. Tunjukan jalannya, baby."

"Permisi?"

"Kenapa?"

Aku menggeleng pelan, "Bukan apa-apa."

Aku merasa canggung setelah mendengar Noel memanggilku 'baby' tadi. Untung saja jarak rumah Bibi dari restaurant tadi tidak lah jauh hingga aku tak perlu terus menatap keluar jendela selama di mobil.

The JERK From SEATTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang