Floyd's POV
Aku mendengar semuanya. Semua perdebatan antara Nathan dan Anna. Nathan benar-benar keterlaluan, sikap nya sungguh tidak pernah berubah. Dia meminta Anna untuk melakukan sex dengannya? What the hell he is thingking?!
Aku langsung keluar dari dalam ruangan dan mendapati Anna sudah tidak ada disini. Nathan menatapku dengan wajah nya yang sudah menahan emosi. Aku yakin kini emosinya kembali naik. Seorang bipolar pasti tidak akan bisa mengendalikan emosi nya sedih atau marah. Seperti saat ini, Nathan sedang emosi dan ia mencoba menahan nya.
"Kau keterlaluan, Nathan. Kau mencoba memperlakukan Anna seperti budakmu, huh?!"
"Jangan ikut campur, Floyd. Ini bukan urusanmu."
"Ya, ini adalah urusanku. Anna adalah karyawan ku dan aku berhak ikut campur."
Nathan tertawa mengejek dan mengibaskan tangannya di udara, "Aku tidak bodoh. Kau menyukainya, iya kan? Jangan membuat alibi dia adalah karyawan mu dan itu menjadi hak mu untuk ikut campur. Because that's a stupid reason for me."
"Ya, kau benar. Aku menyukainya. Dan kau tidak berhak memperlakukannya seperti itu. Dia bukan seperti jalang yang biasa kau tiduri."
Nathan tersenyum miring padaku, "Yeah, she is. if she's not, she won't want to have sex with me especially she's still a virgin, dude." Aku tak dapat menahan emosiku lagi setelah Nathan menjelek-jelekkan Anna di depan ku. Aku menghajar wajahnya hingga ia terbaring di lantai. Aku menduduki nya dan kembali menghajar wajah nya berulang kali hingga babak belur. Ia berhasil melawanku dan membuat aku menjauh dari tubuhnya.
Petugas rumah sakit langsung melerai kami berdua, "Bawa dia keluar dari sini. Dia pengacau!" Teriakku. Nathan menatapku dengan tajam ketika dia dibawa paksa oleh petugas keamanan, "Lepaskan! Aku bisa berjalan sendiri." Ia kemudian pergi sembari memegang wajahnya yang sudah keunguan itu.
Aku segera menelfon Anna untuk mengetahui keberadaan nya. Ia tak mengangkat telfonku berulang kali.
"Kemana kau, Anna. Jawab panggilanku." Desahku khawatir.
Anna's POV
Aku menatap ke layar ponsel disaat Floyd mencoba berulang kali menghubungi ku. Aku tak sanggup berbicara padanya setelah kejadian tadi. Aku yakin dia mendengarnya. Aku sangat malu jika harus bertemu dengannya sekarang.
Aku sudah menelfon Gladys dan meminta nya untuk bertemu di apartemen nya. Dan disinilah aku berada, di depan gedung apartemen Gladys tinggal. Aku segera masuk dan mencari kamar apartemen Gladys.
"Anna." Panggil Gladys saat aku keluar dari lift. Ia berdiri di depan pintu apartemen nya dengan pakaian tidur nya, "Maaf aku mengganggu tidurmu." Dia seketika panik saat melihat wajahku yang sudah terlihat jelas habis menangis.
"Are you ok, Anna? You look so bad. Are you crying?" Dia menangkup wajahku untuk melihat nya lebih jelas. Aku tak dapat menahan lagi dan kembali menangis. Ia memelukku dan membawaku masuk kedalam.
"Kau mau bercerita?" Aku mengangguk pelan, "Ok, tunggu disini. Aku akan membuatkan mu teh agar kau merasa lebih baik." Aku duduk disebuah sofa kecil. Tak lama Gladys datang dengan secangkir teh hangat dan memberikannya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The JERK From SEATTLE
Romance❌Don't Copy My Story❌ _______________ Joanna White perempuan 22 tahun memiliki hidup yang begitu rumit setelah kedua orang tua nya meninggal bergantian. Ia pindah ke rumah Paman nya di Seattle bersama adiknya, Larry. Hidupnya tak semakin baik karena...