Chapter Three

3.6K 162 0
                                    

"Anna!" Panggil Larry saat aku tiba dirumah. Dia sedang bermain di halaman rumah dengan beberapa anak kecil sebaya nya yang tinggal beberapa rumah dari sini.

"Hai, Larry. Sedang apa kau?"

"Bermain. Kenalkan, mereka adalah temanku. Mereka juga satu sekolah denganku, Anna."

Aku tersenyum pada mereka, dua anak laki-laki dan satu anak perempuan yang terlihat tomboy.

"Hai? Siapa nama kalian?"

"Aku Josh."

"Vanya."

"Brandon."

Aku tersenyum pada mereka, "Aku Anna. Aku kakaknya Larry."

"Hai, Anna!" Sapa mereka bertiga.

Aku harus segera masuk untuk membawa semuanya ke dapur. Aku yakin Bibi sudah menungguku dari tadi, "Aku harus segera masuk. Bersenang-senanglah!"

Saat aku tiba di dapur, Bibi menghampiriku dengan wajah nya yang sedikit kesal, mungkin.

"Kenapa lama sekali?"

"Tadi antrian nya panjang, Bi. Jadi aku sedikit lama di supermarket."

Aku menunduk segan.

"Selalu saja banyak alasan. Ya sudah, rapikan semuanya dan masukin sayuran-sayuran itu ke dalam kulkas." Ucap nya dan langsung pergi meninggalkan aku di dapur.

Ketika aku selesai dengan urusanku, aku melihat kearah jam, sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Aku ingin sekali lari disekitaran komplek sini. Aku sudah terbiasa untuk lari pagi dan sore saat di London. Jadi, ketika aku tidak berolahraga, rasanya sedikit aneh.

Saat aku sudah siap untuk pergi lari, Larry masuk kedalam sembari membawa sekotak kue coklat di tangannya.

"Dari siapa, Larry?"

"Ibu Kelly memberikannya tadi. Katanya sebagai salam kenal dari mereka untuk kita."

"Ya sudah, bisakah kau letak kue itu diatas meja makan?" Dia mengangguk dan langsung membawanya ke ruang makan.

Aku melakukan sedikit pemanasan sebelum lari agar tidak mengalami keram.

Aku hanya mengenakan hoodie berwarna army dan legging hitam. Aku menggulung rambutku agar tidak kepanasan. Selangkah demi selangkah, aku mulai berlari-lari kecil sembari memasang earphone dan menghidupkan lagu dari ponselku.

Komplek nya terlihat sepi. Tapi diujung sana ada sebuah taman yang terlihat lumayan ramai oleh anak kecil yang sedang bermain bersama orang tua mereka.

Aku berlari melewati taman itu dan mencoba putar kembali. Saat aku melihat ke sebuah rumah, aku menemukan sosok laki-laki yang tengah beradu argumen dengan seorang perempuan yang aku tebak adalah Ibunya. Terlihat perempuan itu agak sedikit tua, seumuran dengan Ibuku.

"Tidak! Aku tidak mau. Dan sampai kapanpun, jangan berharap aku akan kembali kerumah ini!" Teriak nya.

Aku terdiam di seberang rumahnya sembari menatap mereka dengan heran. Saat laki-laki itu ingin masuk kedalam mobil, matanya mendapati diriku yang juga sedang menatap dirinya.

Matanya yang tajam menatapku dalam diam. Ingin sekali kakiku beranjak dari tempat ini, tapi entah kenapa aku tidak bisa ketika melihat laki-laki itu menatapku dengan sangat lama.

Beberapa detik kemudian ia memutuskan kontak mata kami saat perempuan itu memintanya untuk tetap tinggal.

"Nathan! Kumohon, tinggal lah disini untuk beberapa saat saja. Aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu!"

The JERK From SEATTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang