Chapter Fourteen

2.5K 123 1
                                    

Aku memandang kesegela penjuru bar ini. Kelihatan nya ini cukup ramai dikarenakan ini adalah saturday night. Saatnya mereka semua yang sibuk dan lelah bekerja, menikmati akhir pekan mereka di bar dengan teman atau bahkan kekasih mereka.

Disana aku melihat Jack berjalan menghampiriku dan melempar senyum padaku, "Hai, Anna. Lama tidak bertemu denganmu." Aku memutar bola mataku, "Kita bahkan baru bertemu dua hari lalu, Jack. Dan kau bilang sudah lama tidak bertemu denganku? Itu konyol."

Jack malah tertawa, "Ya, memang konyol. Konyol jika tidak bertemu denganmu sehari saja." Apa-apaan ini? Dia mencoba menggodaku, hm? Aku memalingkan pandanganku saat Theo memanggilku.

"Antar ini meja 7." Aku mengangguk lalu membawa beberapa botol bir dan cocktail ini ke segerombolan pria yang tampaknya seumuran dengan Nathan.

"Permisi, ini pesanan kalian." Aku meletakkan semuanya ke meja. Yang tadinya mereka tertawa riang, saat aku datang mereka malah terdiam dan saling melempar pandang lalu kembali melihatku.

"Hai, cantik. Aku baru melihatmu disini." Ucap pria berambut blonde.

"Apa kau baru disini?"

Aku menggeleng, "Tidak juga. Aku sudah beberapa minggu bekerja disini." Aku terkejut pria disamping kananku tiba-tiba memegang tanganku.

"Kalau begitu, bisa kau temankan kami?"

Aku sekali lagi menggeleng tegas, "Um, maaf. Aku harus kembali bekerja."

"Ayolah. Aku yakin Floyd pasti akan mengizinkan kau untuk ikut mengobrol dengan kami disini." Tidak. Ini tidak bagus. Aku yakin mereka bukanlah laki-laki yang baik.

"Maaf, aku tidak bisa."

"Kau sok jual mahal, sayang. Ayolah." Pria berambut blonde tadi berdiri dan menghampiriku. Sungguh, tubuhku kini membeku dan tak tau harus berbuat apa. Ia memegang wajahku dan mengelusnya. Aku menutup kedua mataku karena sama sekali tak ingin menatap pria brengsek di depan ku ini.

"Jangan sentuh dia."

Ah, akhirnya. Aku mencoba melihat siapa yang berbicara.

"Hei, dude! Lama tidak bertemu, hm? Kau kemana saja?"

Nathan? Sejak kapan dia disini?

"Hei, Aaron. Lebih baik kau lepaskan dia."

Laki-laki yang dipanggil Aaron itu menatapku lalu tertawa, "Dia? Memangnya dia siapa mu, huh?" Aku menatap Nathan dan dia hanya menatap Aaron dengan datar.

"Aku bilang lepaskan dia."

Aaron tampak kesal. Ia melepaskan ku lalu berjalan menghampiri Nathan. Dengan cepat Aaron melayangkan pukulan nya di wajah Nathan hingga membuat Nathan terbaring ke lantai.

Aku menutup mulutku terkejut. Tak ada satupun yang berani meleraikan mereka berdua. Semuanya hanya menonton dan memberikan sorakan atas perkelahian Aaron dan Nathan.

"Hentikan!" Teriakku.

Mereka tak berhenti, jadi aku mencoba maju dan menarik salah satu dari mereka. Namun sialnya entah siapa itu, berhasil menghajar wajahku hingga membuat aku melayang dan jatuh ke lantai.

Sakit.

"Anna!"

"Argh.." Aku menggerang kesakitan. Aku merasakan asin darah dari ujung bibirku. Floyd menghampiriku dan membantuku untuk duduk.

"Kau tak apa?"

Aku menggeleng pelan. Walau aku berbohong, tentu saja mereka semua tau kalau aku sedang tidak baik-baik saja. Floyd menatap Aaron dan Nathan bergantian.

The JERK From SEATTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang