Aku tanpa sadar ikut tertidur di pelukan Nathan. Menunggu nya melepaskan tubuhku membuat aku malah jadi tertidur. Saat aku terbangun, Nathan masih tertidur dengan pulas, ini sudah siang hari dan dia masih tertidur pulas? Yang benar saja.
Jadi, aku mencoba untuk kabur lagi dari pelukannya. Perlahan namun pasti, aku akhirnya berhasil. Aku merasa tubuhku begitu pegal karena kelamaan berdiam diri didalam pelukannya. Nathan sedikit bergerak namun tetap terlelap. Aku memutuskan untuk pergi mandi dan pergi kerumah Bibi untuk melihat kondisi Larry disana.
Saat aku selesai dengan urusan bersih-bersih, aku kembali kekamar dan disana sudah kosong. Berarti Nathan sudah bangun dan kembali ke kamar nya. Baguslah. Jadi aku tidak harus capek-capek mengambil pakaian dan memakai nya di toilet.
Aku mengambil kaos hitam dan celana jeans milikku dan langsung memakai nya. Sedikit memoles makeup agar terlihat segar. Saat selesai aku langsung keluar dan mencari Nathan untuk memberitahu nya bahwa aku akan pergi kerumah Bibi.
Aku tak mendapatinya di kamarnya. Atau dia pergi lagi? Aku mencoba bertanya pada Leah apa dia melihat Nathan atau tidak. Ternyata Leah juga tak melihat keberadaan Nathan.
Aku coba mencari nya ke segala ruangan yang ada di rumah ini. Aku mendengar suara shower disebuah kamar yang tak jauh dari kamar Nathan. Aku mencoba mengetuk nya namun tak ada jawaban. Apa aku lebih baik masuk atau menunggu nya siap? Ah, pikiranku semakin bingung saat aku mendengar ada suara barang yang pecah dari dalam. Aku dengan cepat membuka pintunya dan mencari keberadaan Nathan.
"Astaga! Nathan!" Aku dengan cepat melempar tas ku kelantai dan menghampirinya saat melihat darah menetes dari buku-buku jarinya. Aku mencoba menghentikan nya saat ia hendak lagi menumbuk cermin.
"Hentikan!" Teriakku. Nathan menatapku dengan tatapan kosong nya. Kenapa Nathan bisa jadi seperti ini? Tadi pagi ia pulang dalam keadaan mabuk, sekarang ia menghancurkan cermin dengan tangannya sendiri. Apa Nathan sudah tidak waras?!
"Lepaskan aku, Anna!"
"Tidak! Apa kau sudah gila, huh?"
Nathan menunduk menatap darah yang terus mengalir, "Diam disini. Aku akan mengambil obat." Aku bergegas keluar dan mencari kotak obat dan beberapa perban untuk membungkus luka nya. Sebenarnya apa yang ada di pikiran Nathan hingga dia berbuat hal bodoh seperti itu? Apa dia sudah tidak sayang dengan hidupnya?! Bodoh sekali.
Saat aku menemukan kotak obat, aku segera menghampiri Nathan. Dia bersandar di dinding dengan mata tertutup. Derup nafas nya begitu cepat, aku yakin dia merasa sakit saat ini.
Aku perlahan mulai membersihkan darah nya terlebih dahulu lalu mengoleskan obat merah dan membungkus nya dengan perban.
"Siap."
Ia menatapku dan tangannya secara bergantian. Aku mencoba membantunya berdiri dan membawanya ke ranjang. Pakaian yang ia kenalan basah kuyup dan aku tak mungkin melepaskan pakaian nya dan membuat nya telanjang di hadapanku, bukan? Aku menggelengkan kepalaku dan kemudian menatapnya.
"Lebih baik kau mengganti pakaianmu. Aku yakin kau tak ingin sakit karena memaki pakaian yang basah seperti itu, bukan?"
"Kau mau kemana?" Tanya nya.
Ia memperhatikan ku dari atas hingga bawah, "Aku ingin kerumah Bibiku."
"Ngapain?"
"Hanya ingin tau kabar adikku, Larry."
Nathan mengangguk pelan lalu ia berdiri dan mencoba melepaskan pakaiannya.
"Kau mau ngapain?"
"Kau meminta aku mengganti pakaian ku bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The JERK From SEATTLE
Romance❌Don't Copy My Story❌ _______________ Joanna White perempuan 22 tahun memiliki hidup yang begitu rumit setelah kedua orang tua nya meninggal bergantian. Ia pindah ke rumah Paman nya di Seattle bersama adiknya, Larry. Hidupnya tak semakin baik karena...