Aku memandang kamar Nathan dengan seksama. Tampaknya dia sangat suka membaca, disini terdapat buku yang tak aku ketahui tapi kelihatannya asik. Aku mencoba mengambil buku itu dan membuka nya sebentar sebelum meletakkan nya kembali.
Nathan merupakan pria yang rapi, menurutku. Biasanya aku menemukan pria yang dikamarnya begitu berantakan, namun berbeda dengan Nathan. Sungguh dia membuatku semakin penasaran akan dirinya.
Sosok Nathan sangat berbeda dari banyak laki-laki yang bertemu denganmu atau menjalin hubungan denganku.
Seseorang membuka pintu kamar secara tiba-tiba, "Nathan?!" Aku melihat ternyata itu adalah Jack. Kenapa dia ada disini? Wajah Jack menatapku dengan bingung. Aku yakin banyak sekali pertanyaan di kepala Jack untukku.
"Anna? Sedang apa kau disini? Dimana Nathan?"
Aku menggeleng dan berdehem, "Aku-"
"Aku yang membawanya kesini." Ucapan Nathan tepat di belakang Jack. Wajah Nathan begitu santai seperti tidak ada beban. Aku yakin Jack dan yang lainnya akan berpikir aneh tentang keberadaanku disini.
Jack menaikan sebelah alisnya, "Kau? Seorang Nathan membawa perempuan masuk kedalam kamarnya? Are you sane, dude?" Jack tertawa dan melangkah mendekat padaku, "Kalau begitu kau harus ikut party, Anna." Dia mencoba menarik tanganku untuk keluar bersama nya. Aku menahan diriku.
"Dia butuh istirahat, Jack. Biarkan dia disini." Jack menatap Nathan tak percaya. Aku disini hanya sebagai pendengar dan penonton mereka. Tampaknya Jack kesal karena Nathan melarangnya untuk mengajakku keluar.
"Sejak kapan kau perduli padanya, dude?"
Nathan memutar bola matanya malas, "Keluar lah, Jack. Aku malas berdebat denganmu." Nathan menghusir Jack secara frontal. Aku hanya diam berdiri dekat meja sembari menatap mereka berdua.
"Yeah, ok. Sampai bertemu besok, Anna." Jack memberikan smirk padaku dan lekas keluar dari kamar sebelum ia menatap Nathan terlebih dahulu.
Akhirnya aku bisa bernafas dengan lega saat Jack pergi dari sini. Entah kenapa, melihat sikap Jack padaku cukup membuat aku merasa risih. Dirinya begitu frontal menggodaku dan aku tidak suka itu.
Nathan menatapku datar, "Kunci kamar ini selagi kau di dalam." Ucapnya.
"Kau tidak ingin mengambil sesuatu, mungkin? Atau kau perlu selimut atau bantal mu untuk tidur?" Nathan terkekeh, "Aku tidak perlu itu semua."
Ok, dia tidak butuh, Anna. Jadi berhentilah sok perduli padahal kau sedang merasa canggung disini. Aku mengangguk pelan dan mengucapkan terimakasih padanya. Nathan benar, aku butuh istirahat karena ini sungguh menjadi malam yang melelahkan sepanjang 22 tahun hidupku.
Setelah Nathan keluar dari kamarnya, aku segera mengunci pintu seperti apa yang Nathan perintahkan. Entah kenapa aku menjadi wanita penurut saat ini, atau aku hanya terbawa suasana?
Entahlah.
Aku lebih baik beristirahat agar besok aku siap untuk memcari tempat tinggal sementara buatku. Aroma tubuh Nathan begitu tercium saat aku membaringkan tubuhku di ranjang yang kecil ini. Aroma maskulin begitu menusuk hidungku, tapi aku suka itu.
Aroma tubuh Nathan sepertinya menjadi candu untukku. Aneh.
***
Aku terbangun saat seseorang mengetuk-ngetuk pintuku dengan kuat. Aku mendengar seseorang dibalik pintu itu meneriaki nama Nathan berulang kali.
Saat aku membuka pintunya, sosok perempuan cantik, berambut panjang menatapku heran. Ya, tampaknya sejauh ini aku akan banyak sekali mendapatkan tatapan kebingungan dari orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The JERK From SEATTLE
Romance❌Don't Copy My Story❌ _______________ Joanna White perempuan 22 tahun memiliki hidup yang begitu rumit setelah kedua orang tua nya meninggal bergantian. Ia pindah ke rumah Paman nya di Seattle bersama adiknya, Larry. Hidupnya tak semakin baik karena...