Chapter Thirty-Eight

1.4K 55 2
                                    

Saat mereka telah kembali dari pantai, Floyd mengantarkan Anna kembali ke apartemen nya. Mereka tertawa ria sepanjang jalan. Bahkan, Anna melupakan kesedihan nya karena Nathan dan itu karena Floyd. Lagi-lagi, Floyd membuat nya bahagia. Tidak seperti Nathan yang selalu membuat nya sedih.

"Terimakasih atas waktunya." Floyd tersenyum bahagia pada Anna, "Aku yang seharusnya berterimakasih padamu. Karena kau, aku bisa merasa bahagia padahal aku sedang sedikit sedih." Balas Anna dengan tersenyum.

"Dari mana kalian?" Floyd dan Anna memalingkan wajahnya saat Nathan menyerukan pertanyaan secara tiba-tiba dari dalam apartemen Anna.

"Kenapa kau ada disini?" tanya Anna terkejut.

"Temani adikmu." jawab Nathan ketus. Ia menatap Floyd dengan tajam, "Kau sudah mengantarnya, lebih baik kau pulang." husir Nathan sembari berjalan ke tengah Anna dan Floyd.

"Aku memang ingin pulang. Lalu kau? Apa yang kau lakukan disini? Tugas mu sudah selesai untuk menjaga Larry karena kakak nya sudah pulang." Balas Floyd frontal.

Rahang Nathan mengeras. Ia menggempalkan tangannya menahan emosi, "Dia kekasihku. Aku berhak disini." Nathan melangkah mendekati Floyd, namun dengan cepat ditarik oleh Anna.

"Hentikan." sergah Anna cepat. Ia menatap Floyd dengan seksama, "Pulanglah. Aku akan baik-baik saja." Anna tak ingin membuat Floyd menjadi korban dari emosi Nathan.

"Kau yakin?"

"Ya, pulanglah." Anna tersenyum hangat sebelum Floyd mengangguk lalu meninggalkan mereka.

Anna langsung masuk kedalam apartemen nya dan langsung membilas dirinya. Saat ia selesai, Nathan sudah ada didalam kamarnya. Duduk diatas ranjang nya dengan wajah menahan emosi. Sedangkan dirinya, hanya berbalut handuk dan ingin memakai pakaiannya.

"Bisakah kau keluar dari kamarku?"

"Aku sudah pernah melihatmu tanpa pakaian, Anna. Kau masih merasa malu padaku?"

Anna merasakan pipinya memanas, "Keluar, Nathan. Aku serius." Wajah Anna berubah serius menatap Nathan yang tak mendengar ucapannya. Bukannya keluar, Nathan malah hanya berbalik menghadap kepala ranjang.

"Aku berikan waktu sepuluh menit. Sekarang atau tidak sama sekali." Ucap Nathan yang dibalas hentakan nafas dari Anna.

Saat Anna sudah memakai pakaian nya, Nathan berbalik dan menatap wanita nya itu dengan seksama.

"Kenapa kau pergi dengan nya?"

"Apa urusanmu?"

Rahang Nathan mengeras, "Aku serius, Anna. Ketika aku memintamu untuk jaga jarak dari laki-laki manapun, aku serius akan hal itu." Anna menatap Nathan tak percaya, "Really? Kau melarangku untuk have fun bersama teman-temanmu. Sedangkan kau? Kau makan siang bersama perempuan yang dimana, dia adalah friends with benefist mu!" Anna tak tahan dengan sikap egois Nathan.

"Aku sudah meminta maaf padamu! Jangan keras kepala, Anna!"

Anna tergelak, "Aku, egois? Apa kau bercanda?!"

Nathan berdiri hendak mendekati Anna, tapi Anna menaikkan tangannya tanda Nathan harus berhenti melangkah.

"Aku hanya tak ingin kehilanganmu, Anna. Tolong mengerti."

"Caramu salah, Nathan. Aku tak berselingkuh dengan siapapun, jika kau takut akan hal itu. Aku mencintaimu! Kau tau itu, bukan?!" Anna menarik rambutnya frustasi. Menghadapi sikap Nathan cukup membuat nya stress.

The JERK From SEATTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang