Chapter Thirty-Two

1.7K 74 2
                                    

Setelah perdebatan dengan Paman dan Bibi, akhirnya aku telah membawa Larry bersamaku. Aku cukup sedih kemarin karena harus membawa Larry jauh dari Paman, aku sangat tau kalau Paman begitu sayang dengan kami. Tapi apa boleh buat, Larry menginginkan untuk ikut bersamaku. Aku kasihan padanya jika harus di intimidasi oleh Bibi.

Aku bahagia, melihat Larry gembira tinggal disini bersamaku. Walaupun kamarnya disini tak sebesar yang ada di rumah Bibi.

"Anna! Anna!" Dia berlari masuk ke kamar sembari tertawa, "Ada apa, Larry?" Larry menatap keluar pintu dan sedetik kemudian Nathan muncul dengan menggunakan topeng monster untuk menakut-nakuti Larry.

"Ada monster!!" Teriak Larry sembari melemparkan bantal yang ada di dekatnya ke Nathan.

"Huaaa!!! Kemari kau... Aku akan memakanmu!!!"

"Hahaha, geli. Lepaskan!" Larry tertawa saat Nathan memeluknya dan menggelitiki perutnya. Aku ikut tertawa melihat kejadian ini. Nathan tampaknya menyukai Larry dan begitu sebaliknya. Aku bahagia melihat Nathan bisa menerima kehadiran adikku.

"Ayo kita tangkap Anna!" Nathan berteriak dan seketika mereka berdua menatapku dengan tatapan aneh. Saat aku mencoba menghindar, Nathan berhasil mendapatkan tubuhku dan ia menggelitik perutku. Aku tertawa dan hampir saja menangis karena menahan geli, "Hentikan, Nathan! Ka-kau membuatku geli!" Teriakku di pelukannya. Larry tertawa tanpa henti melihatku yang di siksa oleh Nathan.

"Teruskan, Nathan! Teruskan!" Nathan mengangguk dan lagi ia menggelitikku tanpa henti. Aku menggeleng kuat dan mencoba mendorong tubuh Nathan tapi ia sama sekali tak berhenti.

Perutku terasa mual dan seketika aku mendorong tubuh Nathan paksa, lalu berlari ke dalam kamar mandi untuk memuntahkan isi perutku.

"Hei, are you ok, baby? I'm sorry.." Wajah Nathan terlihat cemas dan ia mencoba membantuku untuk memuntahkan isi perutku dengan memijitkan tengkukku.

"Anna? Kau kenapa?" Larry masuk dan menatapku dengan khawatir.

"Aku tidak apa-apa. Hanya masuk angin saja."

"Kau sudah makan?" Aku menggeleng. Sejak tadi malam aku belum ada mengisi perutku karena di bar sangat ramai dan tak sempat untuk aku makan, "Akan ku buat kan makanan, ok?" Aku menggeleng, "Tidak perlu, Nathan. Aku sudah baikan." Nathan membantuku untuk duduk di atas ranjang.

"Diam disini."

Nathan seketika pergi keluar. Larry berdiri disampingku dengan wajah cemas nya, "It's ok, Larry. I'm fine." Aku mengelus puncak kepala Larry agar ia tak merasa cemas padaku.

***

Siang ini aku dan Nathan akan kembali ke West Chicken untuk bertemu dengan Noel lagi. Semenjak hari itu, aku belum kembali menemuinya. Untung saja Larry libur dan ia berjanji untuk tidak nakal selama aku tinggal.

"Kau tunggu disini atau ikut masuk?" Tanyaku pada Nathan ketika kami sampai di West Chicken. Dia berpikir sejenak kemudian dia membuka pintunya menandakan dia ikut masuk.

Aku mencari sosok Noel, namun tidak jumpa, "Flank, dimana Noel?" Tanyaku saat Flank membersihkan meja yang kotor. Ia menatapku ke belakang ku sejenak, "Dia di ruangannya." Jawabnya.

"Oke, makasih."

Aku menatap kebelakang saat Nathan hanya berdiri disana sembari menatapku dengan datar, "Kau tunggu disini, ok?"

"Aku akan ikut denganmu."

"Tidak, Nathan. Aku hanya akan membicarakan tentang resign ku saja."

The JERK From SEATTLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang