Aku tertawa geli, "Adikmu? Irene bahkan tidak memiliki saudara kandung." Laki-laki itu ikut menertawakan ucapan ku barusan, "Berarti kau tidak tau permasalahan yang ada di keluarga kami."
"Tentu aku tau. Kedua orang tua Irene bercerai sejak umurnya 5 tahun. Dan selama aku bersamanya, aku tidak pernah melihatmu sama sekali muncul di dekatnya."
"Tentu saja kau tidak pernah melihatku, semenjak kedua orang tua kami bercerai, aku ikut bersama Ibuku ke Paris. Dan ketika aku dengar Irene meninggal karena mu, aku menyesal tak berada di dekatnya selama ini untuk menjaganya." Rahang nya menegang dan menatapku tajam, "Dia meninggal bukan karena aku, Noel."
"Tentu saja karena kau! Dia kecelakaan karena ingin menjengukmu dirumah sakit, dan Ayahmu sendiri yang mengendarai mobil bersama adikku!" Noel menatapku nyalang. Aku menggeleng tegas dan berdiri mendekatinya.
"Aku. Bukan. Penyebab. Dia. Meninggal!" Ucapku sembari menekan tiap kata perkata dengan tegas. Dalam sekali hajar, tubuh Noel sudah terbaring diatas tanah. Ia memegang sudut bibir nya yang mengeluarkan darah.
"Siapapun tau kalau kau adalah penyebab adikku meninggal, Nathan! Ternyata selama ini aku mencari keberadaan laki-laki yang dicintai oleh adikku, itu adalah kau. Seharusnya aku tau sejak kita pertama bertemu." Dia berdiri dan menarik kerah bajuku. Saat aku ingin mendorong nya, ia berhasil memberikan wajahku sekali tonjokan.
"Sialan kau!" Aku kembali mencoba menghajar nya dan berhasil. Ia kembali terdorong karena pukulan ku di perut nya.
"Seharusnya Anna tidak bersamamu. Kau tidak pantas bersama perempuan seperti Anna!"
"Jaga ucapanmu! Apa hakmu untuk mengatur siapa yang pantas untuk nya?!"
"Aku memang tak memiliki hak, tapi aku kasihan padanya. Aku bahkan tak akan pernah rela jika dia bernasib sama dengan adikku karena laki-laki yang sama!"
"Kau tidak berhak mengatur hidup nya. Dia sudah memilih bersamaku. Dan camkan sekali lagi, aku bukanlah penyebab Irene meninggal!" Aku harus mencoba menahan emosiku, jika aku tak dapat menahannya, aku tak yakin Noel akan berumur panjang.
"Aku akan mengambil Anna darimu. Aku tak akan rela dia berhubungan bersama laki-laki sialan sepertimu." Setelah Noel berbicara seperti itu, ia pergi dari hadapanku. Ingin rasanya aku berlari mengejarnya dan menghajar laki-laki sialan itu hingga ia mati. Tapi tidak. Aku harus menahan emosiku atau semua nya akan kacau.
Anna's POV
Aku melihat jam yang sudah hampir menunjukkan pukul 7 malam. Aku sudah akan pergi bekerja, namun Nathan sama sekali belum kembali ataupun sekedar menghubungi ku. Apa dia baik-baik saja? Aku merasa tidak enak padanya karena sudah mengajaknya untuk mengunjungi Ibunya. Apa aku terlalu berlebihan? Tapi niatku baik, hanya ingin membuat sang Ibu dan anaknya bersatu kembali.
Seseorang mengetuk pintuku. Saat aku membukanya, kupikir itu adalah Nathan. Ternyata itu adalah Floyd. Sedang apa dia disini?
"Hai, Anna."
"Hai, ada apa kau kesini? Aku baru saja ingin pergi ke bar."
"Ingin menjemputmu. Ada Sheila di mobil, dia merindukanmu." Sheila merindukanku? Aku tampaknya juga merindukannya. Saat aku ingin berbicara, Larry mengampiriku.
"Um, Floyd, kenalkan dia adalah adikku. Namanya Larry." Larry menatap Floyd dengan penasaran, "Larry, dia adalah temanku. Namanya Floyd."
"Hai, Larry." Larry menjabat tangan Floyd sembari membalas senyuman manis yang Floyd berikan, "Um, Larry, apa kau bisa aku tinggal malam ini? Aku harus bekerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
The JERK From SEATTLE
Romansa❌Don't Copy My Story❌ _______________ Joanna White perempuan 22 tahun memiliki hidup yang begitu rumit setelah kedua orang tua nya meninggal bergantian. Ia pindah ke rumah Paman nya di Seattle bersama adiknya, Larry. Hidupnya tak semakin baik karena...