19|| The Wedding.

2.3K 111 8
                                    

"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah"(Adz Dzariyaat 49).

***

Pagi ini, jam 09.00 tepatnya, tengah dilangsungkan ijab qabul oleh Ahkam, yang dihadiri oleh Syubbanul Muslimin, Abuyah Hafidz Hakiem Noer, Ummi Fiie Amanillah, Adeeva, Azzam, dan keluarga calon mempelai pria dan wanita, acara pernikahan ini tidak semeriah acara lainnya, pernikahan ini sangat sederhana, dengan tenda berwarna putih menghadirkan kesan suci didalamnya, saat dipintu masuk terdapat bunga bunga yang menghiasi,

"Ananda Hafidzul Ahkam bin Ahmad saya nikahkan engkau dengan putri saya yabg bernama Fatimah Az-Zahra binti Aldi dengan mas kawin seperangkat alat solat dan surah Ar Rahman dibayar tunai,"Ucap Azzam.

"Saya terima nikah dan kawinnya Fatimah Az-Zahra binti Aldi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,"Ucap Ahkam lantang tanpa pengulangan.

"Para saksi sah?"Tanya penghulu.

"SAH!!!"

"Alhamdulillah,"

Setelah selesai ijab qabul, Mempelai wanita langsung dikeluarkan dari kamarnya, ya memang saat ijab qabul membela wanita tidak berada di samping mempelai pria,

"Mba, ayo,"Ucap Nayla dan Amanda.

"Iya De,"

Fatimah hari ini sangat cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna putih, makeup tidak terlalu tebal, karena Fatimah mengenakan cadar, dengan mahkota yang menghiasi kepalanya yang tertutup hijab,

"De, Mba takut,"Ucap Fatimah berbisik.

"Ish Mba, emang Mas Ahkam mau gigit Mba apa?"

"Yaa enggak sii,"

"Yaudah ayo kita keatas,"Ucap Amanda.

"Iyaiya,"

Semakin lama semakin mendekat, semakin kencang pula detak jantung Fatimah, gerogi, yang ia rasakan saat ini, ish ish ish, grogi pulaak.

"Mba aku tinggal ya,"Ucap Nayla dan Amanda.

"Iya De,"

"Ayo sekarang saatnya mempelai wanita dan mempelai pria saling bertukar cincin,"Ucap Penghulu.

Wahwah, Fatimah langsung keringat dingin, begitupun Ahkam, pasalnya seumur hidupnya ia tak pernah memegang lelaki kecuali saudara atau Abinya,

"Gapapa udah sah kok,"Ucap Ahkam sambil tersenyum.

"Eh, i-iya Mas,"Balas Fatimah.

Akhirnya mereka berdua saling bertukar cincin, setelah itu mereka mentanda tangani buku nikah, yang menandai bahwa mereka telah menikah secara sah menurut agama, nah ini dia yang bikin bete para reader's, Ahkam dan Fatimah saling cipika cipiki,

Malu itulah yang dirasakan keduanya, pasalnya ini dilakukan didepan umum, terlebih lagi dilihat oleh Syubbanul Muslimin, wah pasti nanti bakal heboh sejagad rayaaaaa niiiiiiiiii,

'Pak penghulunya ndak salah ta? Cipika cipiki didepan banyak orang, malu tauk pak' -Batin Fatimah.

'Astagfirullah, malu pak, apalagi diliatin Syubban, nantikan mulutnya pada lemes pak'-Batin Ahkam menjerit.

3A(Azmi, Ahkam, Aban)🌻🌼💛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang