Sepi, terkadang ia menyiksa.
Mengurungku dalam segala jenuh dan sunyi.Semua seolah abadi.
Luka, tawa, dan segala asa.
Dalam kenangan yang tiba-tiba menghampiri.Jika begini, aku harus apa?
Menyalahkan malam mengapa ia hadir membawa sepi?
Atau mengadu pada langit agar menurunkan hujannya untuk menemaniku?Nyatanya, aku hanya mampu terpaku,
Dalam goresan aksara tanpa makna ini.-Pranesti Eka-
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai Kata
PuisiLelah aku merangkai aksara. Penat aku meguntai kata. Semua masih sama. Tentang kamu, si Pusat Semesta. Sampai kapan akan berhenti? Entah. Mungkin nanti. Saat waktu terhenti. Dan semua sajak ini menjadi abadi. Seuntai kata