01. Apa kau ingat?

7.6K 496 124
                                    

"Kalaupun kita berpisah, aku akan tetap menyayangimu. Jadi sekarang, kau harus jadi anak baik dan kembali untukku nanti, oke?"

"Aku akan menjemputmu."

.
.
.
.

-0-0-

Bungou Stray Dogs hanyalah milik Kafka Asagiri & Sango Harukawa
Warn : hurt, dark, typo, OOC, abusive

-0-0-
.
.

Chuuya terbangun dengan pikiran kacau. Tubuhnya hangat dan tidur pun dihantui oleh mimpi dimana ia berpisah dengan cinta pertamanya. Ia masih membayangkan suara kecil yang terisak dan memeluknya. Ia masih bisa mengingat surai coklat lembut yang ia belai kala itu. Perpisahan selama sepuluh tahun tidak mengubur harapan Chuuya. Ia masih menunggu, menunggu sosok itu kembali untuknya.

"Oi!" gedoran pintu mengejutkan. "Bangun kau anak sialan! Kau pikir sudah jam berapa ini?!!"

Chuuya terbiasa dengan kekasaran itu. "Iya, aku datang."

Perlahan kaki diturunkan. Nyeri terasa karena lebam di paha belum memudar. Chuuya membasuh diri dengan air dingin lalu mengenakan seragam SMA yang sedikit kusut. Kemudian ia menyambar tasnya dan turun ke bawah.

Bau bir menguar. Laki-laki yang tinggal seatap dengannya mabuk dan membawa banyak perempuan. Salah satunya adalah yang menggedor kamar Chuuya tadi. "Cepat lakukan sesuatu dengan kompor itu dan buat dirimu berguna." sarkasnya.

Chuuya tidak punya tenaga berdebat walau diperlakukan seperti budak di rumah ini. Akan lebih praktis jika dia mengerjakan apa yang mereka perintah lalu segera pergi ke sekolah.

Makanan siap dengan cepat. Chuuya memasak telur dadar untuk seluruh isi rumah kecuali dirinya yang hanya mengambil roti selai kacang.

"Aku berangkat- Ugh!"

Tiba-tiba ia jatuh ketika dijegal oleh pria itu. Tidak sengaja kepalanya terbentur kenop pintu dan ketika tangan Chuuya menumpunya, ada cairan merah mencemari tangannya.

"Jangan pulang malam ini." Pria itu berkata singkat tanpa peduli sosok yang terluka di sana.

Chuuya menatap dengan mata yang tidak lagi memendarkan cahaya. Gelap dan kelam, bahkan kebencian sudah hilang dari sana. Dia benar-benar tidak punya hasrat untuk melanjutkan hidup. Satu satunya alasan dia masih bisa berdiri dan melangkah adalah kalimat itu,

'aku akan menjemputmu.'

Kemudian membuka pintu, "aku mengerti," ia pergi.

-0-0-

Sekolah bukan tempat yang bagus. Chuuya tidak punya teman. Ia hanya mengenal beberapa orang karena pernah satu kelompok belajar. Ia tidak punya keinginan berbaur dengan orang lain dan orang lain juga enggan memulai percakapan dengannya.

"Nakahara? Kenapa kepalamu?" tanya Oda Sakunosuke, guru bimbingan konseling, ketika melihat Chuuya berdiri di depan gerbang dengan darah mengalir di kepalanya.

"Seseorang melemparku dengan kaleng minuman tadi. Apa kau punya tisu?"

"Tidak ada, pakai ini." Odasaku mengeluarkan sebuah sapu tangan dari saku kemejanya.

"Tidak usah kalau begitu. Aku akan cuci darahnya langsung."

"Kau ini.." Odasaku menarik bahu kecil anak itu lalu mengelap darah yang mengalir dengan paksa.

Spring FallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang