02. Kemudian, Dia Jatuh

3.6K 432 112
                                    

Kepada pohon sakura yang masih menggugurkan bunganya, Chuuya menyandarkan tubuh. Ditutupnya samudra yang menerjunkan air mata. Tanpa isak, hanya tangis yang berteman angin musim semi.

Kelopak sakura jatuh menghujani ketika angin perlahan mengencang. Dia bolos pelajaran pertama, kedua, dan rencananya yang ketiga juga. Lebih baik dia di sini untuk tidur selamanya dari pada berada dekat cinta pertama yang saat ini melupakannya.

Tidak. Tidak ada yang lebih baik selain pergi ke kehampaan.

Sedikit banyak perih di paha masih terasa. Chuuya tidak mengompresnya seperti biasa. Kepalanya juga masih pusing karena terbentur. Ya ampun, rasanya ingin tidur lalu tidak bangun lagi.

-0-0-

Bungou Stray Dogs is owned by Kafka Asagiri & Sango Harukawa
Warn : hurt, dark, typo, OOC, abusive, darkromance. If you hate it, don't read.

-0-0-

Chuuya sakit melihat orang yang berkumpul di sekeliling Dazai. Mereka tertawa tanpa merasakan keberadaan Chuuya di sini. "Dazai.. Apa kau tau aku sangat merindukanmu?" ia berbisik dalam hati.

Mengumpulkan keberanian, Chuuya berencana berbicara langsung pada orang itu. Beberapa siswa melihatnya mendekati si anak baru, bahkan yang tadi tertawa ikut berhenti.

"Dazai."

Dazai menoleh, Chuuya membisu melihat tatapannya. Bukan. Itu bukan Dazai Osamu yang Chuuya kenal. Bukan seperti itu tatapan Dazai Osamu.

"Aku mengingatmu Chuuya, kalau itu yang ingin kau tanyakan."

Kalimat itu mengalir dingin. Dazai tidak lagi menatap Chuuya. Ia bersikap menghindari kontak dari sebuah hal yang tidak ingin ia dekati. Apa Chuuya begitu menjijikkan sampai Dazai tidak mau menatapnya?

"Lupakan saja," tambahnya, "segala hal yang kita lakukan dan yang kita bicarakan waktu itu, lupakan saja. Semua itu tidak lebih dari pikiran anak kecil yang belum bisa melihat dunia."

"Pikiran anak kecil?" Chuuya mengulang. Entah kenapa ia mulai merasakan amarah bergemuruh di dada. Sesak, sakit, dan kecewa di saat bersamaan.

"Ya. Semuanya terjadi karena aku tidak mengenal siapapun selain kau waktu itu."

Ah, Chuuya merasa benar-benar hancur karena kalimat barusan. Apa Dazai yang selalu menggenggam tangannya dulu bisa mengatakan itu?

"Apa kau benar-benar Dazai?"

"Entahlah. Kau saja yang menilai. Apa kau masih dengan pikiran anak kecil itu?"

Apa yang dia katakan? Kenapa dia mengatakan hal sekejam itu? Apa yang terjadi pada Dazai Osamu yang Chuuya cintai? Apa ini hasil penantian yang selalu Chuuya jadikan lentera di hidupnya?

"Apa kau tahu pikiran anak kecil itu yang membuatku bertahan sampai sekarang?"

Kalimat itu menggema sampai hati Dazai. Sejenak ia memikirkan apa yang dia katakan. Apa terlalu kejam? Apa Chuuya pantas mendapatkannya? Apa dia boleh menyakiti hati Chuuya seperti itu? Meski demikian, dia tetap tidak mengatakan apa-apa lagi hingga pria kecil itu pergi dan meninggalkan sepi.

TO BE CONTINUED

26 Mei 2019
SeaglassNst

Spring FallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang