My Little Jiminnie (3)

9.8K 528 151
                                    

Hari ini Yoongi sangat bahagia. Bagaimanapun projeknya berjalan lancar kan semua yang ia rencanakan berjalan baik.

Dirinya dinaikkan pangkat menjadi COO (Chef Operating Officer) karena telah membuat tenaga kerja dan sistem kantor menjadi sangat kondusif sehingga pemasukan di perusahaan meningkat signifikan.

"Sayang, nanti ada makan malam. Mau ikut ayah??" Ucap Yoongi yang sedang memeluk putranya dari belakang, membelai kulit lembutnya dengan jemarinya. Hal ini membuat Jimin tertawa kecil dan sedikit menggeliat.

"Aku mau dirumah ayah.. mau nonton yang ada di baby channel itu.. lucu ada barneynya.."

Yoongi terkekeh "nanti kan bisa ayah belikan dvd barney yang baru hum?"

Yoongi memutar putranya menjadi dibawah, dan setelah itu Jimin merengek saat Yoongi bergerak diatasnya

"Lagi?"

Yoongi tertawa, kemudian melepaskan penyatuan yang ada dibawah sana. Ia merendah dan menyeka poni putranya yang sedang mengerucutkan bibir tebalnya.

"Mau ayah buatkan susu coklat hangat?"

Dan langsung disambut anggukan antusias dari putranya, membuat sang ayah tertawa gemas. Setelah mencubit pipi Jimin, ia berlalu dari kamar.

Pemuda manis itu terkekeh, kemudian mengucek matanya. Sekarang hari minggu dan dirinya benar benar baru bangun tidur, walaupun sang Ayah meminta jatahnya tepat setelah Jimin membuka mata.

Jimin melangkah ke arah jendela dengan tertatih, mengambil sebuah peignoir milik ibunya. Setelah itu ia membuka gorden untuk membiarkan cahaya masuk ke dalam.

Hidupnya jauh lebih baik tanpa ibunya. Kasih sayang ayahnya tak terbagi lagi.

Mata itu menatap keluar, ke arah jendela dengan gorden tipis putih yang membiaskan cahaya. Bibir tebal itu mengurai senyum, membayangkan saat pertama kali sang ayah menyentuhnya.

Dan bagaimana sang ayah memuji dirinya. Jimin sangat menyukainya.

Bagaimanapun, cintanya kepada sang ayah tak akan bisa ditandingi oleh siapapun.

Bahkan oleh ibunya sendiri


=6 bulan sebelumnya=

Pertengkaran dalam pernikahan itu wajar adanya. Biasanya karena beda pendapat atau beda visi.

Jimin sebagai anak tunggal selalu melihat pertengkaran orang tuanya saat pulang sekolah. Ia melihat bagaimana sang ibu menampar ayahnya.

"Kau lelaki pengecut, Yoongi! Kau bilang kau akan mendukung karirku namun sekarang saat aku menelepon kolegaku saja kau bertingkah menyebalkan!"

"Aku tak akan seperti ini kalau kau tak berlebihan. Kolega macam apa kalau telepon sampai serutin itu? Kau mempunyai suami!"

Sang ibu merasa kesal dan membanting vas bunga yang ada di sampingnya.

Kemudian langkahnya bergerak cepat ke pintu keluar apartemen, menyenggol bahu Jimin yang baru berumur 16 tahun yang sedang mematung melihat pertengkaran ibunya.

Mereka selalu seperti ini. Selalu bertengkar karena salah paham dan egonya. Dan yang Jimin tahu, ayahnya selalu menjadi korban.

Yoonmin RandomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang