Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit mulai menggelap. Jimin baru saja turun dari sebuah mobil mewah yang dikendarai sang kepala sekolah. Dirinya berdiri tegap tepat di depan jendela mobil sehingga Yoongi masih bisa melihat dan menyentuh pipi gembil itu.
"Terimakasih ya dan jangan lupa koreksi pekerjaan rumah murid muridmu. Buatlah aku bangga" ucap Yoongi sambil mengelus pipi Jimin. Jimin hanya tersenyum manis dan mengangguk.
"Aku masuk dulu ya pak" Jimin membungkuk. Yoongi terkekeh dan kembali mencengkram kemudi.
"Saya permisi" ucap Yoongi yang tak lama mulai melajukan mobilnya. Jimin hanya tersenyum sambil menatap kepergian mobil tersebut.
Ia langsung masuk kedalam gedung apartemennya sambil membuka ponselnya. Ia menghela nafas ketika melihat pesan masuk yang begitu banyak.
Mereka semua ingin mengajak Jimin bermain. Jimin bukannya tidak ingin menyanggupinya.
Yoongi memang bisa memuaskan hastratnya. Namun Yoongi tak bisa memuaskan hastrat untuk "ditonton" dan "bermain lebih dari satu orang". Ia membutuhkan lebih dari satu orang dalam sekali main.
Haruskah ia menuruti kata Yoongi agar tak menerima tawarannya?
Jimin kembali membaca pesan itu dan menggulir pada pesan paling terakhir.
"Kami sudah berada di apartemen"
===
Jimin memencet 4 digit kode untuk masuk kedalam apartemen temannya. Rasa bersalah merenggut hatinya.
Ia akan mengkhianati Yoongi
Jantungnya berdegub kencang. Sebentar. seharusnya dia santai saja, toh dirinya sudah memakai make up dan mencuci rambutnya sehingga warna pirang kembali terlihat di rambut yang tadinya ia tutupi dengan warna hitam. Yoongi tak akan curiga bukan?
Ia mulai memasuki apartemen, dan disambut oleh seorang pemuda yang jauh lebih tinggi darinya.
Kim Namjoon.
Dan dibelakangnya ada 2 orang yang menunggu
Jung Hoseok dan Kim Seokjin.
Mereka bertiga adalah anggota group seksnya. Jimin tersenyum singkat melihat tawa Namjoon.
"Sudah lama Chim!" Sontak memeluk Jimin dan tersenyum begitu tampan. Jimin menatap tubuh tinggi itu dan tersenyum kecil.
Hoseok yang sedang mengutak utik ponselnya mulai angkat bicara.
"Kau tahu? Ada seseorang yang ingin melihat kita bermain lagi. Kali ini gangbang, bondage, lilin panas dan rough seks. Hmm kupikir ia ingin lebih dari itu"
