[26] Isi perut

14K 465 7
                                    

Keila memperhatikan Alda yang sedang mengelus perutnya yang mulai membesar dengan ekspresi iri. Rasanya ingin merasakan tahap mengelus perut besar itu.

"Hamil enak gak sih, Al?" Tanya Keila.

"Lo kan udah pernah ngerasain, Beb." Sahut Tasya.

Kevan menoyor kepala Tasya dengan keras. "Jangan bahas hamil deh!"

"Kenapa? Lo iri karena gak bisa hamil?" Ucap Fara. Kevan langsung memutar bola matanya jengah.

"Bukan gitu, Saodah! Lo harusnya ngerti dong apa maksud gue!?"

"Gue gapapa kok." Ucap Keila. "Gue pengen hamil lagi deh. Tapi kayaknya Alvin gak setuju. Dia masih khawatir karena kejadian kemarin."

Kevan berdecak. "Bukan karena itu, Kei! Tapi karena jatah dia bakal kurang! Ah, bisaan lu tong!"

"Jatah? Jatah apaan?"

Reina tertawa keras. "Bener banget! Alvon aja waktu gue hamil pertama pertama gak gue kasih jatah, loh! Karena gue enek banget sama dia."

"Bener sih. Apalagi nanti kalo hamil tua, bakal susah banget. Apalagi setelah lahiran juga jalani masa nifas dulu." Timpal Alda.

"Jatah apaansih yang kalian omongin?"

"Jatah nganu, bego!" Kevan greget karena otak Keila yang hampir ia pites.

Keila menutup wajahnya malu. "Iiih, apaasih kalian bahasnya! Vulgar banget, ih!"

Kevan, Alda, Reina, Tasya, dan Fara menatap Keila dengan bingung.

"Apaansih lo, Kei? Sok naif banget. Biasanya juga minta saran ke kita kita tentang nganu."

"Jangan bahas deh!" Ucap Keila dengan wajah memerah.

~~~

Keila menghela nafasnya setelah menonton family vlog yang membuat Keila semakin ingin memiliki anak. Malam ini adalah 'jadwalnya' mereka. Sebenarnya jadwal ini sering dilupakan karena Alvin yang bisa menyerangnya kapan saja.

Mereka juga tidak sedang program kehamilan. Jadi, kapanpun mereka 'Pengin' tetap bisa kan? Gak harus menunggu Keila saat masa subur.

Suara keran di kamar mandi sudah dimatikan, menandakan Alvin yang sudah selesai mandi. Setelah ini ...

Keila membuang pil kb yang ingin ia minum, lalu tersenyum kearah Alvin yang keluar kamar mandi dengan air yang masih menetes.

Keila menghampiri Alvin lalu mengalungkan lengannya di leher Alvin.

"Aku baru mandi, masa keringetan lagi." Ucap Alvin.

"Kamu gak mau? Kalo kamu gak mau, gak akan ada untuk satu minggu kedepan." Ancam Keila.

"Ih, ngancem gitu. Besok ya, Kei? Aku capek, sumpah!"

"Nggak!" Bentak Keila. "Aku gak mau tunda tunda lagi. Aku pengen cepet cepet perut aku ada isinya."

"Ada isinya? Kalo gitu kamu tinggal makan. Aku gak larang kamu makan malem malen gini kok."

"Ihh, ngomong mulu!"

Alvin terlentang pasrah dibawah kendali istrinya.

Jangan lupa baca series kedua #PasutriRetjeh - Nikahin dosen galak.

Jangan lupa baca series kedua #PasutriRetjeh - Nikahin dosen galak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*aku pilih fotonya yg cocok bgt sama karakter mereka berdua. Si cowo yg anak muda, dan ceweknya yang lebih dewasa.

-Cuplikan Part-

"Reyyy! Senyum dong... Kan mau ketemu calon, masa cemberut mulu." Goda sang mamah, Ami.

Rey berdecak. "Mamah jangan bikin aku tambah kesel! Udah makalah gue di lempar, berkali kali gue buat sampe tuh kertas bisa bikin seratus pesawat."

"Oooh, abis dimarahin dosen, toh. Eh, tau gak, Rey? Calon kamu kan dosen juga!"

Rey mengernyit. "Mah, jangan bercanda! Aku udah muak sama kata kata dosen!"

"Nah, makanya hari ini kita ketemu supaya kamu bisa tanya tanya sama dia! Siapa tau dia bisa bikin kamu lulus cepet cepet."

Rey mendengus. "Kapan datengnya sih calon gue?! Terus, ini mau nongrong atau gimana ketemuan di mall? Emang gak dirumah terus pake batik itu ya?"

"Shutt.. Tuh mereka."

Ami menunjuk kearah calon Rey dan Ibunya. Tubuh Rey mundur seketika ketika melihat siapa yang datang. Ia meneguk ludah beberapa kali.

APA INI PRANK?

Ataukah Mimpi?

Jika memang mimpi, Rey ingin cepat bangun dan mencuci muka sambil mengucap, "Pait.. Pait.."

Ketika Fara melihat Rey, wajahnya masih saja tenang dan dingin. Bahkan tidak terkejut sama sekali, tidak seperti Rey yang mulutnya masih menganga.

"Jadi, kamu yang bakal jadi suami saya?"

Fara tersenyum miring.

Jangan lupa baca cerita kedua ku yaaa, ini series ke 2 pasutri retjeh lho...

Cuplikannya emg gak begitu menarik sih, heHehe.. Kalian kunjungi aja, baca baca. Siapa tau sukak😆

Oh iya. Jangan lupa vote dan komen yaaa!

Pasutri Retjeh#1 - Ga Sengaja NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang