[15] Cemburu

13.8K 621 5
                                    

Sorry bgt baru update...:(


"Ekhm.. kok kalian udah bangun?" Tanya Kemi sambil menyendokkan nasi ke piring suaminya, Razka.

Pipi Keila bersemu memikirkan kejadian semalam. Ah.. sangat memalukan.

"Apa salahnya bangun pagi, Mah?" Tanya Razka.

Kemi tertawa kecil. "Nggak sih.. seharusnya mereka lanjutin yang semalam."

Alvin langsung tersedak.

"Semalam? Apa sih mah? Gak jelas ngomongnya misterius gitu."

Mereka kemudian makan tanpa mengungkit kejadian semalam. Kemi dan Razka banyak melontarkan obrolan. Namun Alvin dan Keila tidak pernah ngobrol sedikitpun.

"Hari ini kita langsung pulang, Pah, Mah." Ucap Keila.

"Kenapa cepet cepet banget sih, Kei?"
Razka tidak senang dengan ucapan putrinya.

"Iya sayang. Silahkan. Mamah tau kamu lebih ngerasa bebas kalo tinggal berduaan aja." Ucap Kemi membuat Keila jengah.

"Mamah!" Rengek Keila.

Kemi terkekeh usil. "Iya deh, iya."

-•-•-

Ah, kenapa rasanya canggung sekali? Padahal sudah dua kali mereka 'polos' bersama. Bahkan Keila sudah berbuat hal yang paling memalukan. Tapi, setelah melakukan itu, kenapa setelahnya menjadi canggung?

Mereka jalan pulang menuju apartement. Hanya ada suara radio disana, bagi Alvin maupun Keila, sangat canggung untuk melontarkan obrolan.

"Emm--kita ke supermarket dulu ya. Gue belum beli sabun yang lo minta." Ucap Keila.

Alvin hanya mengangguki.

Keila makin dirundung rasa malu.

Tiba di supermarket, mereka berjalan tak beriringan. Keila di depan, dan Alvin dibelakang dengan membawa troli.

Keila memilih apa saja yang kira kira kebutuhan dirumah yang habis. Lalu memasukkan semuanya ke troli tanpa melihat kebelakang.

"Kei.."

Alis Keila terangkat satu. "Kenapa?"

"Pelan pelan dong. Jangan tergesa gesa gitu."

Keila terdiam. Seperti pernah mendengar kata kata itu sebelumnya.

"Pel--an pelan, Kei.. Jangan ter--akh.. gesa gesa gitu, ahh.."

Keila memejamkan mata seiring dirinya bergerak cepat.

Keila menggeleng kepalanya. Berusaha melupakan kejadian tadi malam yang ia 'pimpin'. Keila berdeham, berusaha menetralkan pikiran.

"Silahkan Mas.. Mbak.. boleh lihat produk kami dulu sebentar?" Ucap seorang pramuniaga (btw gtau nih bahasanya pramuniaga atau bukan).

Keila menyanggupi permintaan spg itu, lalu berusaha mendengar mereka berpromosi.

"Keliatannya mas, mbak, ini pengantin baru ya? Nih.. produk yang saya bahas ini, cocok banget buat kalian yang program kehamilan."

Pasutri Retjeh#1 - Ga Sengaja NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang