[22] Alvin berbeda

11.9K 591 11
                                    

Keila menghela nafas. Hari ini Alvin tetap ingin mengantarnya ke kampus walau kemarin Keila meminta untuk tidak diantar lagi. Bahkan sampai marah marah.

"Aku berangkat." Keila mencium tangan Ibunya.

"Iya, hati hati nak." Jawab Kemi.

Keila langsung masuk mobil tanpa bicara sepatah katapun pada Alvin. Alvin menjalankan mobilnya mengantar Keila menuju kampus.

Keila diam memalingkan wajahnya melihat jendela mobil. Ia terheran kenapa Alvin tidak seperti biasa yang mengajak ngobrol hingga berdebat.

"Udah sarapan?" Tanya Alvin.

"Belum."

Keila berbohong sebenarnya. Hanya ingin Alvin berbicara lebih banyak padanya.

"Jangan lupa makan nanti."

Keila salah. Ia kira, Alvin akan berhenti dulu untuk mengajaknya sarapan bersama.

Tak lama, mereka sampai di kampus tempat Keila kuliah. Keila langsung saja turun tanpa mencium tangan Alvin, atau berkata sepatah kata pun.

Keila sengaja, agar Alvin menyeret tangannya lagi untuk mencium tangan Alvin. Namun cowok itu diam saja dan langsung menjalankan mobil tanpa berkata sepatah katapun pada Keila.

"Dia kenapa sih?"

•*•*•

"Guysss.. Makan diluar aja yuk. Bosen gue makan makanan kampus mulu." Ucap Tasya.

Kevan langsung menggeplak pundak Tasya dan menatap penuh arti.

"O-oh iya. Gue lupa pengen ke perpus bareng Fara, Kevan, Reina." Ucap Tasya, mengerti maksud Kevan.

"Ke perpus? Tumben banget lo, Sya. Katanya lo trauma sama perpustakaan karena liat pacar lo ciuman sama cewek lain." Ucap Fara.

Tasya menggeplak kepala Fara. "Jangan banyak tanya, yuk ah! Kei, kayaknya lo makan bareng Alda aja ya. Gapapa kan?"

Keila mengangguk. "Gapapa kok. Lo gak ke perpus juga emangnya, Al?"

"Nggak, Kei. Panas, isinya buku semua."

"Yeuu. Disini yang sering ke perpus kan elo. Kita cuma setaun sekali. Kenapa lo yang kepanasan?" Sahut Reina.

"Udah ah! Yuk guys kita pacaran dulu sama buku." Kevan langsung menggaet lengan lengan teman teman perempuannya.

Selepas mereka pergi, Keila dan Alda pergi ke kantin untuk makan.

"Rame banget. Kamu mau apa, Kei?" Tanya Alda begitu sampai di kantin.

"Gue bakso aja deh."

"Oke, aku pesenin."

"Jangan! Lo duduk aja, udah. Biar gue yang antri. Ngilu gue ngeliat lo yang lagi bunting ikut ngantri desek desekan gitu."

Alda tertawa, "Yaudah, aku disitu ya."

Keila mengangguk lalu ikut mengantri memesan bakso. Setelah lama mengantri, keringat sudah bercucuran, dua mangkok bakso yang Keila pesan akhirnya sudah jadi.

Keila membawanya dan menghampiri Alda.

"Nih, punya lo yang gak pake mie, kan?"

Pasutri Retjeh#1 - Ga Sengaja NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang