[16] Aku-kamu

12.6K 593 9
                                    

Keila memulai pagi dengan senyuman. Dengan telaten, ia membuat nasi goreng untuk sarapannya dan juga Alvin. Satu sentuhan terakhir, telor ceplok.

"Yeayyy!!!"

Alvin keluar dari kamarnya, ia baru saja menelpon seseorang. Dilihat Keila yang sedang tersenyum senang.

"Pagi." Alvin mengecup pipi Keila. "Masak apa?"

Keila semakin melebarkan senyum. Pasokan energinya makin bertambah.
"Nasi goreng spesial-" Keila mengecup bibir Alvin. "Cinta."

Alvin terkekeh. Ia segera menikmati nasi goreng buatan Keila dengan lahap. Walaupun rasanya tidak senikmat nasi goreng yang sering ia makan, tapi nasi goreng Keila yang terenak menurutnya.

"Ada kelas siang?" Tanya Alvin.

Keila mengangguk. "Menjelang sorean gitu sih. Kalo--ekhm.. aku pulang malem gapapa kan?"

"Gapapa kok."

Rada geli sih manggil aku-kamu. Namun, apa salahnya membiasakan hal itu?

Setelah selesai makan, Alvin menyiapkan peralatannya, dibantu dengan Keila. Termasuk memasang dasi.

"Dah siap!"

Keila mencium tangan Alvin sebelum suaminya itu berangkat kerja.

Yap.. rumah tangga mereka menjadi lebih baik.

•-•

Keila ragu ragu membuka hasil testpack di tangannya. Sejak kepergian Alvin ke kantor, Keila mengetes urinnya dengan testpack yang ia beli diam diam.

Keila memang belum terlalu ingin hamil untuk saat ini.

Namun, setelah mengalami gejala seperti orang hamil, Keila memutuskan untuk ngecek lewat testpack terlebih dahulu.

Keila berdebar ketika melihat hasil testpack nya, garis satu. Itu artinya, ia belum berbadan dua.

Keila bernafas lega. Setidaknya, ia tidak perlu cuti untuk kuliah. Karena ia tidak bisa lulus bareng teman temannya.

12.45

Keila memutuskan untuk ke kantor Alvin sebelum ia berangkat ke kampus. Wajah yang pertama kali ia lihat tiba di depan ruangan Alvin adalah wajah Elwi. Keila mendengus.

"Eh? Ngapain kesini Kei?" Tanya Elwi.

Keila memasang senyum palsu. "Ngapain kek. Kangen sama suami, kira kira ... Ngapain ya?"

Keila tersenyum dalam hati ketika Elwi memasang tampang kesal.

"Misi ya." Keila langsung masuk ke ruangan Alvin tanpa mendengar ucapan Alvin selanjutnya.

Alvin mengalihkan pandangannya dari komputer ketika ada seseorang yang masuk tanpa mengetuk pintu. Begitu tahua yang masuk adalah Keila, Alvin menahan semua omelannya.

Keila yang semula tersenyum, kini melemahkan senyumannya. Dasi Alvin terlihat berbeda dari yang awal Keila buat.

"Tumben kesini." Alvin melebarkan tangannya, isyarat Keila untuk mendekat.

Keila mendekat kearah Alvin, lalu duduk di pangkuan suaminya. Melonggarkan dasi, lalu melepas simpulan yang bukan buatan Keila.

Pasutri Retjeh#1 - Ga Sengaja NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang