[1.] Pengakuan

17.9K 843 17
                                    

Seluruh anggota keluarga Keila berkumpul di ruang keluarga, kecuali Reza, karena cowok itu masih sibuk dengan tidurnya. Dan tergantikan oleh Alvin yang dari tadi gugup memainkan jarinya.

Alvin merasa dirinya akan di sidang usai melihat anak orang yang lagi mandi. Terlihat jelas di wajah Razka yang serius menatap Alvin.

"Jelaskan kronologinya tadi." Ucap Razka dengan tegas.

Alvin menelan ludah. "Jadi om--saya kebelet pipis. Terus karena masih pagi, saya pikir kamar mandinya kosong. Tapi ternyata.."

Razka menghela nafas panjang. Begitu juga dengan Kemi, Ibu Keila yang sejak tadi berurai air mata. Alvin jadi tak tega melihatnya.

"Apa kamu lihat semuanya?" Tanya Razka.

"Karena ketutup sabun, jadi-"

"Jadi kamu lihat semuanya!" Potong
Ratna, kakak perempuan Keila.

Keila hanya diam. Cewek jutek namun ekstrovert itu tak mengucap atau bereaksi apa apa ketika keluarganya berkumpul membahas masalahnya.

Razka memejamkan mata. Dan Alvin sendiri tak tahu harus bagaimana.

"Yaampun nak.. Kamu kan masih perawan." Ucap Kemi menangis sesenggukan sambil mengusap pundak anaknya.

Keila hanya menghela nafas melihat Ibunya yang berlebihan.

Razka juga terlihat mengusap sudut matanya yang berair. Dan Alvin makin merasa bersalah.

Dengan satu tarikan nafas, "Saya siap menikahi Keila, Om."

Semua terkesiap. Terutama Keila.

"Nggak!" Sergah Keila.

"Itu bagus, Mah, Pah! Keila udah diliat sama cowok yang bahkan bukan pasangannya. Itu nggak bagus secara agama." Ucap Ratna yang memang sangat paham agama.

"Tapi aku gak siap!" Bentak Keila.

Keila memang perempuan yang senang bermain main dengan teman teman kampusnya. Usianya baru menginjak umur sembilan belas tahun, jadi wajar kalo ia menolak permintaan ini.

"Papah setuju dengan Ratna, kamu ini perempuan nak. Gak baik kalo tubuh kamu sudah dilihat sebelum waktunya." Ucap Razka.

"Pah, aku baru sembilan belas tahun. Lagian kenapa gak dibawa ke kantor polisi aja sih ni orang!"

Alvin merubah raut wajah. "Saya kan nggak sengaja! Polisi juga nggak bakal terima laporan kayak gitu."

"Lo kan denger suara keran nyala! Gak usah ngeles deh!"

"Itu kan gue kebelet!"

"Mbla bla bla." Keila mengejek Alvin dengan meniru ucapannya.

Pengen gue jepret mulutnya. Batin Alvin.

"Ada apaan nih rame rame?" Reza datang dengan wajah kusut khas bangun tidur. Menguap, membersihkan belek, lalu duduk di samping Ratna.

"Rapat keluarga kah?" Reza mengerjap mata melihat Alvin. "Masa Alvin di ajak, gue nggak."

"Ini rencana pernikahan Keila dan Alvin."

"Pfft--bwahahaha." Reza tertawa terbahak bahak dengan ucapan Ratna barusan.

Keila memutar mata kesal. Dan Alvin ingin sekali melemparinya granat.

"Nikah apaan!?" Reza masih terus tertawa. "Ngobrol aja gak pernah! Tiba tiba--pfft hahaha."

"Kita lagi serius, Rez." Ucap Papa nya.

"Ini ta'aruf kah? Cewek kayak Keila? Ta'arufan? Haduh!"

Keila melemparinya bantal kursi yang membuat Reza hampir terjungkal.

"Alvin liat Keila gak pake baju."

Semuanya hening. Begitupun dengan Reza yang daritadi tertawa. Ekspresinya berubah seketika. Lalu seketika berdiri dan memegangi kerah baju Alvin.

"Bajingan!"

"Stop stop stop!" Ratna melerai mereka.

"Maksud lo apa ngintipin adek gue!!?"

"Reza!" Bentak papa nya, Razka.

Keila hanya menghela nafas melihat drama mereka. Setelah berhasil di lerai, Reza duduk seperti semula dan meminta penjelasan.

"Jadi gini, Alvin gak sengaja buka pintu waktu Keila lagi mandi. Dan dia berinisiatif untuk menikahi Keila karena dia sudah lihat semuanya." Ucap Razka.

Alvin melenguh, Terpaksa sebenernya.

"Terus udah sepakat?"

"Ya, papah setuju."

"Tapi aku nggak!" Sangkal Keila.

"Keila!" Bentak Ratna. "Kamu tuh udah dilihat semuanya! Gak baik buat kamu dek."

"Bener nak." Kemi mengusap sudut matanya.

"Lagian katanya ketutup sabun kok!"

"Tetep aja nak. Sabun kan transparan--terbentuk dari gelembung kecil doang. Bisa jadi tubuh kamu—"

"Aduh, udah deh Mah!"

Kenapa juga Mamahnya sendiri harus menjelaskan se detail itu. Keila menutup wajahnya karena malu.

"Betul kata Mamah dan Ratna. Papah setuju kalo kalian---" Razka menarik nafas satu tarikan. "Menikah."

WHATTT!?

Hope you guys enjoy!
Jangan lupa vote dan komen:)

Salam, creator.

Pasutri Retjeh#1 - Ga Sengaja NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang