[12] Ekhm!

16.4K 709 6
                                    

Alvin menurunkan Keila dengan hati hati dari gendongannya. Ia tak tahu mengapa Keila ingin cepat cepat pulang dari rumah sakit. Ia hanya menuruti saja kemauan istrinya itu.

"Mau diambilin air?"

Keila mengangguk.

Alvin keluar sebentar lalu kembali lagi dengan membawa segelas cangkir.

"Gue mandi dulu ya.."

Keila mengangguk. Alvin berjalan keluar kamar Keila.

"Alvin!"

Alvin berbalik begitu Keila memanggil.

"Gue ... laper."

Alvin tersenyum tipis. "Yaudah. Gue buatin makanan dulu. Cuma telur.. gapapa kan?"

Keila mengangguk semangat.

Lima belas menit berlalu, Alvin kembali dengan membawa dua piring untuk makan malam mereka.

Keila mengalihkan pandangan dari televisi, lalu menatap Alvin dan menepuk kasurnya menyuruh Alvin untuk duduk.

"Maaf kalo gak ada rasanya, atau malah ... keasinan."

Keila terkekeh. "Gapapa. Yang penting gue makan."

Mereka menikmati makanan sambil menonton televisi. Selesai makan, Alvin membereskan piring piring mereka.

"Gue mandi dulu ya?"

Keila mengangguk.

Tak langsung mandi, Alvin lebih dulu mencuci piring bekas makan tadi. Agar tidak terlalu menumpuk. Namun selesai mencuci piring, lampu tiba tiba saja mati.

"Alviiiinnnn!!!!'

Alvin bergegas menuju kamar Keila dengan meraba raba sesuatu gara tidak nyasar, karena rumah sangat gelap.

"Lo nggak mungkin ninggalin istri lo sendirian gelap gelap gini kan!?"

"Nggak.. gue—"

"Jangan mandi!"

"Cepetan sini! Lo gak mungkin tega ninggalin istri lo yang lagi begini cuma buat mandi, kan!?"

Alvin terkekeh. Lalu beringsut menaiki kasur.

"Lo dimana? Kok gak ada di sekitar gue?" Keila meraba raba sekelilingnya.

"Tebak coba." Goda Alvin.

"Isssh! Alvin! Suara lo deket banget sama gue, tapi-- lo dimana!?"

"Disini." Alvin memegang jari jari Keila. Namun wanita itu malah menjerit kaget.

"Huaaaa!!!!"

Alvin tergelak melihat Keila terkejut.

"Ish! Resek banget! Udah ah! Tidur aja." Keila tidur membelakangi Alvin.

"Gue mandi ya? Bakal bau banget kalo gue langsung tidur gitu aja,"

"Jangan!" Keila beranjak duduk. Lalu mendorong Alvin hingga terbaring.
"Tidur aja! Jangan kemana mana!"

"Gue berasa bau banget."

"Wangi kok!" Keila mendekatkan diri kearah Alvin lalu ikut berbaring dengan wajah yang berhadapan dengan dada Alvin.

"Nggak ... gerah?" Keila menyentuh kancing kancing kemeja Alvin.

"Jangan mancing deh."

"Ma-mancing apaan!? Ngaco!,"

Ah Keila, andai gue udah mandi, gue bakal pede peluk peluk lo sekarang.

—∆∆∆—

Keila melebarkan tangan menyambut pagi. Alvin sudah tidak ada disampingnya. Padahal ia membayangkan jika dipeluk seperti waktu itu.

Pasutri Retjeh#1 - Ga Sengaja NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang