✨𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟔🌼

4.9K 394 24
                                    

Luhan baru saja memasuki rumahnya usai seharian berkutat pada pekerjaannya di kantor. Tubuhnya terasa remuk, bahkan terasa begitu sakit ketika ia mencoba untuk merenggangkan otot-ototnya.

Baru saja ia berniat untuk menuju ke lantai dua, suara bel pintu rumahnya berbunyi. Menandakan seseorang datang berkunjung. Dengan lesu dan gontai, Luhan mendekati pintu rumahnya, membuka pintu dengan rasa yang berat. Namun seolah semuanya berubah ketika yang dirinya dapati adalah sosok pria tampan tengah berdiri tepat di depan matanya, membuat Luhan terkejut bukan main.

"S-sehun-ah?" Luhan membulatkan kedua matanya, menatap akan kehadiran Sehun saat ini.

"Apa aku mengganggumu?" Sehun bertanya dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa aku mengganggumu?" Sehun bertanya dengan lembut.

Luhan menggeleng pelan. "Ada perlu apa?" tanyanya kemudian.

"Kau harus membiarkan ku masuk lebih dulu," ucap Sehun memberitahu.

Belum sempat Luhan angkat bicara, pria berwajah datar nan dingin itu memasuki rumah Luhan tanpa berbasa-basi dan izin, membuat gadis bak rusa itu memekik protes, kemudian segera menyusulnya.

"Kau benar-benar menyebalkan tuan wajah datar!" protes Luhan memberengut kesal.

Sehun menoleh, menatap Luhan saat ia telah mendudukkan dirinya pada sofa empuk. "Aku memang menyebalkan, tapi aku akan membuatmu merindukan sifat ku ini," terangnya.

"Cih! Enyahlah! Aku tidak akan merindukan sisi apapun darimu," emosi Luhan meluap.

"Kemari dan duduklah. Aku membawakan sesuatu untukmu," ucap Sehun seraya menepuk-nepuk sofa disampingnya yang kosong.

Luhan tak menurut. Ia membiarkan samping Sehun kosong, memilih duduk disofa yang bersebrangan dengan pria tampan itu. Wajah cantiknya masih senantiasa memberengut kesal, kedua tangannya bahkan ia lipat di depan dada.

Sehun hanya memperhatikan gadis itu, tentu saja tanpa ekspresi apapun. Kemudian menghela nafasnya pelan dan memberikan sebuah kotak untuk ia berikan pada Luhan. Namun Luhan tetaplah Luhan yang memiliki sifat gengsi yang begitu tinggi. Ia tidak akan mudah menerima barang dari seseorang dengan gamblangnya karena ia masih memikirkan harga dirinya.

"Ini dariku, sesuai dengan yang kau minta padaku 2 hari yang lalu. Ingat?" tanya Sehun dengan tangan yang masih memegang teguh kotak itu.

Luhan diam, kembali mengingat kejadian 2 hari yang lalu dan menemukan fakta bahwa dirinya meminta sesuatu pada Sehun. "Jadi, kau sungguh mencari sesuatu untukku?" tanyanya mendelik.

Sehun mengangguk, menatap erat kedua manik Luhan. Kotak yang masih berada ditangannya itu lagi-lagi ia sodorkan pada Luhan agar gadis itu segera menerimanya. Dan Luhan kalah, ia memilih untuk mengambil kotak itu karena ini merupakan salah satu permintaannya.

Tak ada sepatah kata terimakasih satu pun yang terucap dari mulut Luhan. Gadis itu terlalu sibuk pada dunianya. Membuka kotak itu dengan sedikit tak sabaran, dan membulatkan matanya dengan sempurna. Menemukan sesuatu yang menurutnya begitu indah untuk dimiliki.

𝐅𝐋𝐔𝐅𝐅𝐘 𝐋𝐎𝐕𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang