Sinar pagi yang menyinari kediaman sebuah villa yang terletak disebuah pulau indah yang jauh dari jangkauan perkotaan, tampak mulai terusik akan kehadiran sang mentari pagi.
Erangan kasar terdengar keluar dari bibir seorang gadis cantik bak puppy yang tengah merenggangkan otot-otot tubuhnya. Merasakan remuk dan patah pada setiap titik tulangnya. Merasakan nyeri serta ngilu pada bagian titik tertentu. Yakni titik sensitifnya.
Renggangan otot-otot tangannya turut mengusik tidur lelap sosok pria tampan yang juga masih berbaur dalam mimpinya. Namun kacau usai mendapati sebuah tangan-tangan yang sedikit mengganggu tidur singkatnya.
Byun Baekhyun. Gadis berjulukan puppy itu mengerjapkan kedua matanya berkali-kali. Lalu menoleh usai mendapati sosok suami tampannya yang masih bergulung dengan selimut tebal yang menyelimuti setengah dari tubuh keduanya.
Dalam satu gerakan, ia mengubah posisi tidurnya memiring. Menghadapkan dirinya menatap ke arah pria tampan yang diketahui bernama Chanyeol. Agar dirinya dengan leluasa menatap wajah damai pria yang telah resmi menjadi suami untuk pasangan seumur hidupnya itu.
Wajah damai itu lantas dirinya sentuh menggunakan jari-jari lentiknya. Mengelusnya dengan gerakan terlewat lembut. Dimulai dari kening wibawa Chanyeol, kemudian turun menuju kedua mata bulatnya yang selalu menatapnya dengan tatapan yang dalam dan teduh, kemudian turun lagi menuju ke kedua pipi berisi milik pria itu yang terasa begitu lembut. Lalu beralih menuju ke ujung pangkal hidung mancung milik Chanyeol. Hidung yang selalu pria tampan itu usakkan pada ujung pangkal hidungnya. Dan terus turun hingga ke titik yang menjadi kesukaannya. Bibir tebal Chanyeol. Bibir yang selalu memberinya sebuah ciuman. Bibir yang selalu merengek meminta hal-hal aneh pada dirinya. Dan anehnya, Baekhyun semakin menyukai hal itu.
Baekhyun terperanjat, saat sebuah tangan besar menggenggam erat tangannya yang masih sibuk menelusuri titik-titik yang terletak pada wajah Chanyeol itu. Tanpa berfikir jika dirinya akan tertangkap basah.
"Mengagumiku hm?" satu pertanyaan itu lolos dari bibir Chanyeol yang perlahan-lahan mulai membuka kedua matanya.
"Eung! Apa aku mengganggu tidur bayi besarku?" Baekhyun balik bertanya.
Senyuman manis bertengger pada wajah Chanyeol. Tubuh mungil Baekhyun yang hanya terlapisi oleh selimut tebal itu Chanyeol tarik, hingga masuk ke dalam dekapan hangatnya. Memberi sebuah kecupan kasih sayang tepat pada puncak kepala Baekhyun.
"Sudah waktunya bayi besarmu bangun, sayang," sahut Chanyeol singkat. Dan kembali melanjutkan ucapannya, "Dan bayi besarmu tidak menghancurkan apapun lagi tadi malam."
Kepala Baekhyun yang bersembunyi di dada bidang Chanyeol sedikit ia jauhkan. Menolehkan kepalanya ke samping kanan kiri, dan menemukan keadaan tempat tidur yang masih utuh.
"Bayi besar yang pintar. Terimakasih karena sudah tidak menghancurkan apapun lagi," puji Baekhyun bangga.
Chanyeol kembali tersenyum. "Tidak ingin memberi hadiah apapun?"
Baekhyun mengernyitkan keningnya. "Apa yang kau inginkan, hm?"
Kepalanya Chanyeol telusupkan pada perpotongan dada gadis itu. Tubuh mungil Baekhyun kembali ia rengkuh. Merengkuhnya dengan posesif.
"Apa menyusu dipagi hari terdengar buruk?" tanya Chanyeol. Sedikit mendongakkan wajahnya.
Baekhyun tersenyum manis. Lalu menggeleng pelan. "Kau bisa menyusu sepuasmu sebelum Park kecil benar-benar ada diantara kita."
"Maksudmu aku harus berbagi?" Chanyeol mengernyitkan keningnya dalam.
Dan Baekhyun mengangguk mantap. "Ayah yang baik adalah ayah yang mau berbagi apapun dengan buah hatinya, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐋𝐔𝐅𝐅𝐘 𝐋𝐎𝐕𝐄
Romansa"𝘚𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵-𝘬𝘶𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘬𝘪, 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩-𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢, 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪�...