✨𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟐𝟑🌸

5.7K 438 74
                                    

Kegiatan mengelilingi kota indah Berlin itu nyatanya cukup melelahkan bagi Baekhyun. Pasangan muda itu baru saja kembali dari acara kencan indah mereka di kota Berlin selama hampir seharian. Dengan sisa tenaga yang mereka miliki, keduanya memilih untuk kembali ke rumah. Mengistirahatkan tubuh mereka.

Bunyi derit pintu terbuka berasal dari Baekhyun yang baru saja memasuki kamarnya. Meletakkan tasnya diatas meja rias, lalu menjatuhkan tubuhnya diatas kasur empuk berukuran king size itu.

Dalam keterdiamannya, Baekhyun mengingat kembali ucapan Chanyeol padanya, mengenai larangannya pada teman-temannya agar tak ada yang menghubungi salah satu dari mereka satupun. Dengan alasan tak ingin terganggu selama keduanya pergi ke Jerman. Sebenarnya, Baekhyun tak benar-benar menuruti ucapan Chanyeol. Ia sedang merindukan kedua sahabatnya, dan kapanpun ia bisa menghubungi keduanya. Namun ia yakin, jika saat ini ia menghubungi salah satu dari sahabatnya, maka ia akan mengganggu kesibukan sahabat-sahabatnya. Untuk itu, niatnya ia urungkan.

Hingga kegiatan bermalas-malasannya itu terhenti, ketika seseorang membuka pintu kamarnya. Menampilkan sosok wanita paruh baya yang memiliki wajah yang mirip dengan Chanyeol. Dan itu Ny.Park.

"Ada apa, ibu?" tanya Baekhyun. Mengambil posisi duduk.

"Apa kau bisa membantu ibu, nak?" tanya Ny.Park, meminta bantuan.

"Tentu. Apa yang bisa ku lakukan?" Baekhyun segera beranjak dari tempatnya.

"Karena Yoora belum juga kembali, jadi ibu memintamu untuk membantu membuat beberapa kue. Kau keberatan, sayang?" tanya Ny.Park kembali.

Kedua manik Baekhyun berbinar, mendengar sebutan kue dari wanita paruh baya itu. "Aku tidak keberatan sama sekali, ibu!"

Melihat antusiasnya gadis bak puppy itu membuat Ny.Park menggeleng gemas. "Melihat ekspresimu seperti itu, ibu yakin kau pasti penyuka makanan manis. Ibu benar?"

Baekhyun mengangguk semangat. Berjalan beriringan dengan Ny.Park. "Aku menyukai semua jenis makanan terutama strawberry. Tapi aku membenci timun."

"Oh, benarkah? Ibu tidak menyangka gadis manis sepertimu juga mempunyai alergi, sayang," Ny.Park berucap. Merasa iba pada Baekhyun.

Terlalu asik pada obrolan hangat membuat keduanya tanpa sadar telah tiba di dapur. Dua buah apron yang Ny.Park siapkan diatas meja makan beliau ambil dan memberikannya pada Baekhyun. Senyuman Baekhyun merekah, mendapati beragam macam bahan kue telah tersedia dan tertata rapi disana. Sesuai dengan instruksi yang Ny.Park berikan, Baekhyun mulai mengerjakannya. Bahan demi bahan mereka campurkan hingga membentuk sebuah adonan kue. Dan begitu seterusnya.
.
.
Sebuah kamar serba klasik itu telah hadir sosok Chanyeol yang berada disana. Duduk disebuah kursi meja belajar, tempat yang biasanya ia jadikan sebagai tempat untuk belajar saat dirinya masih kecil hingga remaja.

Tubuh tegapnya sedikit ia senderkan pada meja belajar, dengan salah satu tangannya yang menopang kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh tegapnya sedikit ia senderkan pada meja belajar, dengan salah satu tangannya yang menopang kepalanya. Raut ekspresi wajahnya tampak seperti orang yang tengah memiliki banyak masalah. Sejak awal kepulangannya bersama Baekhyun, pria tampan itu memilih untuk berdiam dalam kamar, dan merenung. Memikirkan sesuatu yang terasa begitu membingungkan untuk dirinya lakukan serta putuskan.

𝐅𝐋𝐔𝐅𝐅𝐘 𝐋𝐎𝐕𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang