KEESOKAN HARI
Baekhyun terbangun dari tidur singkatnya. Ya, semua dikarenakan sejak semalaman dirinya tak bisa tidur dengan nyenyak. Dan semua dikarenakan Chanyeol. Sepanjang malam dirinya hanya sibuk memikirkan pria itu terlebih pada kedua sorot mata Chanyeol yang benar-benar menghanyutkan dirinya.
Ia mengacak rambutnya sebal. Ingin sekali rasanya meliburkan diri untuk mengurung dirinya di dalam kamar, menonton TV dengan ditemani oleh berbagi macam cemilan tanpa harus repot-repot memikirkan jawaban apa yang akan dirinya berikan pada Chanyeol. Sungguh, Baekhyun merasa tak siap untuk menjalani harinya hari ini.
Tidak seperti biasa, pagi ini Baekhyun melangkahkan kakinya lebih gontai untuk memasuki kamar mandi dan menyiapkan dirinya untuk bekerja dikantor. Jiwa semangatnya hilang entah kemana. Yang dirinya pikirkan hanyalah Chanyeol. Bahkan ketika dirinya tengah menggosok gigi dan menatap pantulan bayangan dirinya dicermin, justru yang dirinya lihat adalah bayangan Chanyeol. Berkali-kali ia menyadarkan dirinya sendiri dengan kedua pipi yang ia tepuk-tepuk. Baekhyun merasa jika dirinya benar-benar sudah gila pagi ini.
.
.
.
Deringan pada ponsel D.O berbunyi, ketika gadis bermata bulat itu tengah duduk santai disofa dengan TV yang tengah menampilkan sebuah acara. D.O segera meraih ponselnya, kemudian keningnya mengernyit ketika nomor tanpa sebuah nama muncul dilayar ponselnya."Halo?" tanyanya mengawali.
"Oh! D.O-ya, ini aku!" pekik seseorang dari sebrang telpon dengan suara riang.
"Apa aku mengenalmu, Tuan?" tanya D.O polos.
"Kau sungguh tidak mengenali suaraku? Ini aku, Kai." Jelas Kai berucap.
D.O menganggukkan kepalanya tanda mengerti jika pria berkulit tan itulah yang saat ini tengah menelponnya.
"Darimana kau mendapatkan nomorku?" D.O kembali bertanya.
"Sangat mudah untuk mendapatkan nomormu. Jadi, apa hari ini kau sibuk?" tanya Kai kemudian.
"Sepertinya tidak. Hari ini cafe libur, aku hanya akan pergi keluar untuk belanja bulanan," ungkap D.O.
"Itu bagus! Bisakah kita pergi bersama? Sepertinya aku juga perlu belanja untuk kebutuhan dirumah," ajak Kai.
"Bukankah kau orang kaya? Kau pasti punya banyak pembantu dirumah. Suruh saja mereka untuk melakukannya," titah D.O.
"Kenapa? Aku ingin mencoba hidup mandiri. Ayolah, sekali ini saja." Kai memohon.
Rasanya sungguh sia-sia jika D.O tetap bersikeras menolak ajakan Kai. "Baiklah, aku akan menunggumu dirumah. Ku harap kau tersesat dan tidak bisa menemukan rumahku. Sampai jumpa nanti!" tutup D.O.
Panggilan yang terputus secara sepihak itu hanya membuat Kai terkekeh karena mendengar remehan gadis bermata bulat itu padanya. Kai sama seperti kedua sahabatnya, Chanyeol dan Sehun. Tiga sekawan itu tak perlu diragukan lagi mengenai keahliannya dalam mencari informasi hidup seseorang. Bahkan dibalik wajah polos miliknya, Kai juga pernah melakukan pembunuhan sadis seperti yang pernah dilakukan pula oleh Chanyeol. Tampaknya, semua hal kejam yang Chanyeol lakukan juga mengalir pada dirinya.
.
.
.
"Selamat pagi! Tuan." Sapa Dae-ho ketika sang CEO telah kembali dari masa beristirahatnya."Pagi! Katakan padaku apa jadwal hari ini?" tanya Chanyeol berjalan angkuh dengan di dampingi oleh sang asisten menuju ke ruang miliknya.
"Pukul satu siang akan ada meeting para pegawai senior, Tuan." Dae-ho memberitahu.
"Apa sesuatu terjadi?" tanya Chanyeol, begitu dirinya tiba di ruangan. Mengambil posisi duduk dikursi kerja miliknya.
Sebuah tablet yang berada digenggaman tangannya Dae-ho kembali lihat, untuk menelaah sesuatu. "Tidak ada, Tuan. Meeting ini dilaksanakan untuk mempresentasikan mengenai kinerja para pegawai senior," terangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐋𝐔𝐅𝐅𝐘 𝐋𝐎𝐕𝐄
Romansa"𝘚𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵-𝘬𝘶𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘬𝘪, 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩-𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢, 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪�...