25. Basket✔

76.6K 5K 87
                                    

BASKET DAN EMOSI YANG TERTAHAN

"nyatanya. Banyak manusia pernah di permainkan karna sebuah ucapan cinta—dilla"

Suara pantulan bola basket yang di pantulkan Aira, terdengar ke seluruh lapangan indoor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara pantulan bola basket yang di pantulkan Aira, terdengar ke seluruh lapangan indoor.

Aira memantulkan bola berkali kali ke lantai yang mengkilap itu. Dihadapnya ada Bara yang menyilangkan tanganya di dada.

Hanya ada mereka berdua di lapangan yang sangat luas ini. Aira menatap Bara tak terbaca dan Bara menatap balik Aira.

"kenapa kamu dateng ke aku di saat Arnisa ga ada di samping kamu?" Aira memantulkan bola basket tanpa melihat Bara. Perempuan itu memperlihatkan wajah antagonisnya.

"kenapa kamu selalu pilih Arnisa di saat aku ada di deket kamu?" Aira memutari Bara dengan bola basket yang ia mainkan perlahan. Gerakan mata Bara mengikuti Aira.

"kamu mau deket sama aku apa sama dia sih?" Aira berhenti tepat di hadapan Bara. Melihat wajah yang lebih tinggi darinya.

"kamu itu buat aku bingung tau ga! Kamu mau main main apa serius?" Bara tak menjawab satupun kalimat Aira, laki laki itu hanya balas menatap Aira.

Suara pantulan bola sudah tak terdengar. Aira membiarkan bola itu ada di gengamannya. Suasanya di sana tampak sunyi. Hanya suara nafas mereka yang terasa terdengar.

"aku serius sama kamu." hanya kata itu yang Bara ucapkan. Sedangkan pertanyaan Aira yang lain tak di jawab Bara.

Aira melongoskan kepalanya ke kanan. Aira nampak mencoba mengontrol nafasnya.

Aira berlari ke arah ring basket dengan cepat. Bara melihat semuanya dari Aira berlari hingga perempuan itu meloncat untuk memasukan bola.

Rambut yang tergerai indah menjadi berantakan dalam sekejap.

Bara memasukan kedua tangannya ke saku celannya. Laki laki itu tidak menampilkan ekspresi apapun. Datar, seperti tak mau di baca pikirannya.

"kenapa kamu bertahan, di saat ada orang lain selain kamu di samping aku Aira?"

Bara melihat wajah emosi itu saat menghadapnya. Bara pun melihat Aira mencekram bola basketnya dengan erat.

Tapi, beda dengan Aira. Perempuan itu melihat Bara tersenyum tipis padanya.

Aira mendengus, "kamu mau tau alasannya?" Aira tersenyum miring. Mirip seperti karakter antagonis.

BARA[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang