XVIII

2.1K 264 68
                                    

“Sudah lah nay, tenanglah. Jangan khawatir. Kita sudah menampilkan yang terbaik. Kau harus semangat.”

“Bagaimana kalau kita kalah kook? Pasti semua kecewa. Aku sangat takut mengecewakan mereka semua. Bagaimana kalau mereka membenciku kalau tau aku yang menyebabkan kita kalah. Aku, kan payah.”

“Hey, kau bicara apa sih? Kau tadi sudah bagus kok. Jangan katakana kau payah. Kau itu hebat nay.”

“Tapi…”

“Ayo. Sebentar lagi pemenangnya di umumkan. Apapun hasilnya, kau harus tetap semangat dan jangan sedih. Oke?”

Nayeon menghela nafas. Mengiyakan yang partner dance nya katakan. Sejak selesai tampil di kompitisi lima belas menit yang lalu. Nayeon tidak henti-hentinya khawatir dan Jungkook tidak henti-hentinya menenangkannya.

“Ayo kita ke sana. Ayah dan ibumu sudah menunggu. Ayo!”

Jungkook langsung menarik Nayeon untuk duduk di depan panggung menanti pembacaan pemenang.

“Ayah! Ibu!”

Nayeon yang melihat kedua orang tuanya langsung berhambur ke pelukan sang ayah. Rasanya Nayeon khawatir akan mengecewakan mereka.

“Ayah, bagaimana ini?” Tanya Nayeon.

“Anak ayah bagus kok. Yakin menang.” Ucap ayah.

“Iya, anak ibu hebat sekali tadi. Ayah dan ibu bangga sekali. Iya, kan ayah?” kata ibu dan mendapat anggukan dari ayah.

“Benar? Kalau Nayeon tidak menang bagaimana?”

“Yah tidak papa. Bukan hanya kau yang kalah. Kalau kau kalah. Pasanganmu, kan juga kalah. Kau tidak sendiri.” Kata ayah.

“Ayahmu benar nay. Paman, sejak tadi putrimu ini sangat khawatir akan kalah dan mengecewakan kalian. Padahal kalian sudah bangga, kan padanya? Mau menang atau kalah. Ayah dan ibu pasti akan sangat bangga pada anaknya. Ayah dan ibu tau, kau sudah melakukan yang terbaik.” Ucap Jungkook.

“Nah, dengarkan Jungkook. Dia benar. Ayah dan ibu bangga sekali padamu. Mau kalah atau menang. Ayah yakin, kau sudah melakukan yang terbaik.” Ucap ayah. Nayeon menatap ayahnya yang ersenyum padanya.

“Benar begitu yah?”

“Tentu saja princess. Astaga, putri manja ayah. Khawatir sekali kalah hum?” ucap sang ayah sambil mengecup puncak kepala Nayeon.

“Nak Jungkook. Kau sudah makan malam belum? Aku bawa makanan.” Ucap ibu.

“Nayeon, ayo makan dulu sayang. Ibu masakan makanan kesuakaanmu.” Kata ibu. Kali ini pada Nayeon.

Nayeon mengangguk. Melepaskan pelukannya pada sang ayah, lalu menerima kotak bekal dari sang ibu.

“Nak Jungkook. Ini, makanlah. Aku sengaja buatkan untukmu.” Kata ibu sambil menyerahkan kotak bekal pada Jungkook.

Jungkook menerimanya dnegan senang hati. Masakan calon mertua. Hum.

“Oh, kook. Lihat itu. Itu MC nya, pasti sebentar lagi diumumkan.” Ucap Nayeon antusias.

Benar saja, orang di atas panggung itu menyebutkan satu persatu para juara. Mulai dari juara 3, juara 2, dan terakhir juara 1. Sayangnya, dari 3 pasang itu, nama Nayeon dan Jungkook tidak ada. Kenyataan itu jelas membuat Nayeon kecewa.

“Tak apa sayang. Mungkin kau yang nomor 4.” Kata ayah.

Nayeon mengangguk lemas.

“Jangan sedih. Kau tidak sendiri. Ada  puluhan peserta yang bernasib sama dengan kita. Kapan-kapan kita coba lagi. oke?” kata Jungkook.

Don't Go [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang